Ditundanya laga melawan Borneo FC membuat Persebaya memiliki waktu istirahat yang cukup lama. Kesempatan ini digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki beberapa kekurangan Ruben Sanadi dkk. Salah satu yang menjadi fokus utama adalah meningkatkan kemampuan mengkonversi peluang menjadi gol.
Rata-rata dalam 5 pertandingan terakhir, Persebaya membuat 4 peluang per laga. Dari banyaknya peluang tersebut Persebaya baru bisa mencetak 8 gol dari 5, atau 1,6 gol per pertandingan. Berarti Green Force baru bisa mengkonversi separuh dari jumlah peluang yang didapatkan per laga.
Pelatih kepala Persebaya Wolfgang Pikal memahami kekurangan timnya. "Lini depan kita memang masih lemah, kita banyak menciptakan peluang tapi masih kurang dalam mencetak gol," tutur Pikal.
Menurut pelatih asal Austria tersebut, ada beberapa faktor yang membuat barisan penyerang Persebaya kurang optimal.
"Bisa jadi karena koordinasi winger, striker, dan midfielder yang masih kurang. Tapi perlu diingat kita baru berlatih bersama sekitar 2 minggu, jadi masih butuh waktu lagi untuk mematangkan skema," imbuhnya.
Sebenarnya jika dilihat dari torehan gol sebenarnya Persebaya tidak bisa dikatakan seret gol. Hingga pekan ke 21 Persebaya menempati urutan keempat dari daftar tim yang paling produktif mencetak gol. Setelah Tira Persikabo, Arema FC, dan Madura United. Total 32 gol sudah disarangkan Bajol Ijo ke gawang lawannya.
"Sebetulnya sudah terlihat karakter permainan yang kita harapkan yaitu agresif, tidak kenal lelah dan ofensif," kata Pikal. "Kita juga bisa membuat banyak goal chance, hanya perlu diasah untuk penyelesaian akhir. Justru Yang bahaya jika kita tidak bisa menciptakan peluang," sambungnya.
Persebaya akan kembali menggelar latihan esok hari. Latihan tersebut akan menjadi yang pertama setelah tim diliburkan sejak hari senin lalu. (*)