Makan Konate harus terpisah ribuan kilometer dari keluarga akibat pandemi Covid-19. Arif Satria lebih beruntung, dia bisa berlebaran di kampung halamannya, Lubuk Linggau. Sebagaimana diketahui, dua pemain itu adalah di antara yang paling akhir bertahan di Surabaya bersamaan dengan pandemi.
"Alhamdulillah bisa kumpul-kumpul sama keluarga besar, karena kalau gak lebaran susah ngumpulnya," ungkap Arif.
Pemilik nomor punggung 24 tersebut menceritakan tradisi lebaran yang ada di keluarganya. Biasanya setelah melaksanakan shalat Ied, Arif dan keluarga ziarah ke makam ayah.
Namun, dengan adanya wabah Corona, dirinya dan keluarganya tentu melakukan beberapa penyesuaian. Salah satunya saat tidak digelarnya sholat Ied berjamaah oleh masjid setempat.
"Lebaran tahun ini mungkin beda dari tahun biasanya, karena kita semua lagi menghadapi pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita stay di rumah dan juga ditiadaka nya solat Idul Fitri bakalan beda," terang Arif. "Tapi yang tetap ya ke makam almarhum Papa, setelah itu banyakan di rumah, karena Mama yang paling tua, jadi adik-adik Mama ngumpulnya di rumah semua," imbuhnya.
Pemain bertinggi 183 cm itu mengaku tidak memiliki masakan spesial lebaran. Namun, ada satu menu yang selalu disajikan di setiap perayaan di keluarga, yaitu rendang.
"Makanan spesial gak ada sih, tapi biasanya rendang itu menu utama disaat lebaran, gak tau kenapa pasti ada aja rendang, gak tahu juga kenapa," ujarnya lantas tertawa. (*)