Gelandang Persebaya Andre Oktaviansyah saat menjalani official training di Stadion PTIK, Senin (10/4) sore. (Persebaya)

Penjelasan Persebaya Soal Laga Home di PTIK

Sepak bola Indonesia tak lagi sama setelah Tragedi 1 Oktober 2022. Banyak klub harus menjalani laga home maupun away mereka dalam kondisi ”new normal”. Bukan karena Covid-19, namun mekanisme pengamanan stadion yang baru. Banyak laga diputuskan tidak bisa dihadiri suporter tamu. Terbaru, Persebaya terpaksa harus menjalani laga home melawan Arema FC di Stadion PTIK, Jakarta, malam nanti (11/4), tanpa penonton.

Masalah perizinan stadion menjadi alasan utama Persebaya tidak bisa menjamu Arema FC di kandang sendiri. Stadion Joko Samudro Gresik, markas sementara Persebaya di putaran kedua musim ini, tidak bisa digunakan karena Pemkab Gresik selaku pemilik stadion punya agenda lain di sana yang waktunya bersamaan.

Lalu, Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) yang merupakan kandang sebenarnya Persebaya, ternyata juga belum bisa digunakan meski Piala Dunia U-20 sudah batal. Stadion terbesar di Jawa Timur itu masih dalam pengelolaan Kementerian PUPR dan belum diserahterimakan lagi ke Pemkot Surabaya.

Kondisi yang terjadi di GBT sama dengan yang dialami klub yang markasnya jadi venue Piala Dunia U-20 lainnya. Persis dan Persib misalnya, juga harus menjamu lawannya di homebase sementara.

Ketua Panpel Persebaya Ram Surahman mengakui bahwa mereka sudah mengetahui informasi terkait kondisi tersebut sejak awal Maret lalu. ”Itu yang membuat kami memutuskan pertandingan melawan Arema ini lebih baik dilaksanakan di zona netral saja,” kata Ram. ”Kami sendiri yang datang ke Jakarta untuk mengurus perizinan,” tegasnya.

Laga Persebaya melawan Arema ini sejatinya harus berlangsung pada 3 Maret lalu. Namun, harus tertunda karena tidak ada izin penggunaan stadion. ”Kenangan tragis Tragedi 1 Oktober di Kanjuruhan masih terngiang-ngiang. Itu menjadi salah satu faktor kami kesulitan mendapatkan izin pemakaian stadion. Bagaimana pun, kami harus berusaha semaksimal mungkin agar laga melawan Arema ini jangan sampai tertunda lagi,” lanjutnya.

Persebaya rela menjalani partai home di PTIK, dengan biaya yang seluruhnya ditanggung Persebaya, demi kepentingan sepak bola nasional yang lebih besar. Sebagaimana diketahui, Liga 1 musim ini ditargetkan harus selesai sebelum Lebaran. Artinya, kalau ditunda lagi, maka penundaan laga Persebaya vs Arema akan berlarut-larut. Kalau sampai harus dilaksanakan setelah Idul Fitri, maka akan mengganggu jadwal pra musim Persebaya maupun klub-klub lain.

”Semoga Tragedi 1 Oktober tidak terulang lagi, dan kita semua bisa menjalani partai home dengan semestinya, di kota sendiri, dengan penonton termasuk suporter tim tamu, seperti saat kita menjamu Persija beberapa waktu lalu,” tutup Ram. (*)

BERITA LAINNYA