Selebrasi Mohammed Rashid usai mencetak gol, Ia melepas pita hitam yang melingkar di lengannya sebagai bentuk penghormatan kepada Rudy William Keeltjes yang meninggal dunia Rabu kemarin (Persebaya)

Mohammed Rashid mencetak gol keduanya untuk Persebaya Rabu malam (23/10). Gol di penghujung babak pertama melawan PSM itu menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Pada babak kedua, Rashid bersama seluruh pemain Persebaya berjuang untuk menambah gol, sayang sampai akhir pertandingan skor tidak berubah.

Rashid cukup emosional merayakan golnya kemarin. Ia melepas pita hitam yang melingkar di lengannya. Ia angka tinggi-tinggi cukup lama. Itulah pita hitam yang dikenakan seluruh pemain Persebaya untuk penghormatan kepada Rudy William Keeltjes yang meninggal dunia Rabu kemarin, beberapa jam sebelum pertandingan Persebaya vs PSM.

”Saya sangat berduka untuk Opa Rudy, dan juga Coach Stefan. Gol ini saya persembahkan untuk mereka, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujar Rashid.

Stefan yang dimaksud Rashid adalah Stefan Keeltjes. Ia adalah anak Rudy Keeltjes yang biasa disapa Rashid Opa Rudy. Rashid mengenal dan dekat dengan mereka berdua saat membela Bali United musim lalu. Di sana Stefan menjadi asisten pelatih.

Kedekatan itu pula yang mendorong Rashid melayat ke rumah duka di Surabaya, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Opa Rudy. ”Saya datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada Opa Rudy. Beliau sosok yang sangat baik dan selalu memberi saya motivasi sebelum pertandingan. Anaknya (Stefan), salah satu pelatih terbaik yang pernah bekerja dengan saya," jelas Rashid.

Selain sering memberikan motivasi jelang pertandingan, Rashid menyatakan punya banyak kenangan indah lain dengan Opa Rudy. Salah satunya menjelang dia bergabung Persebaya. ”Beliau meyakinkan saya untuk mengiyakan ketika Persebaya memberikan penawaran," ungkap Rashid.

Semasa hidup, Opa Rudy adalah salah satu talenta terbaik yang pernah ada di sepak bola Indonesia. Pernah membawa Persebaya juara era Perserikatan. Ia juga pernah membela klub Galatana kebanggaan Surabaya, Niac Mitra. Sosok berdarah Belanda-Situbondo itu juga pernah membela timnas.

Selain Rashid, ada tiga pemain lain di skuad Persebaya saat ini yang pernah dilatih Opa Rudy, Kasim Botan, Rizky Dwi, dan Catur Pamungkas. Mereka juga melayat ke rumah duka untuk memberikan penghormatan.

 

Selamat jalan Opa Rudy. Rest in peace. (*)

 

 

Populer

Solid dan Kompak Sepanjang Pertandingan, Kunci Kemenangan Persebaya
Tiga Poin Perdana Dalam Empat Game
Gol Flavio Bawa Persebaya Unggul
Perjuangan Mido Asal Tulungagung untuk Masuk Tim EPA U-18 Persebaya
Isi Jeda Dengan Mini Turnamen
Persebaya U-16 Bidik Kemenangan di Laga Away