Bejo Sugiantoro langsung mengumpulkan semua pemain besutannya di ruangan ganti pemain di Hossack Reserve, Perth - Australia Barat, Jumat (29/6) siang. Semua pemain disuruh berdiri berbentuk lingkaran. Legenda hidup Persebaya Surabaya itu lantas mengajak semua pemainnya untuk tetap merendah. Humble.
Memang, sepuluh menit lalu, tim besutannya, Persebaya U-19 baru saja memetik hasil positif saat menjalani pertandingan ujicoba pertama selama menjalani pemusatan latihan di Perth, Australia Barat, 28 Juni - 4 Juli mendatang. Ya, Rifky Afryan Hartono dan kawan-kawan baru saja menang besar, tujuh gol tanpa balas.
Padahal, lawan yang mereka hadapi adalah Lynwood S.H.S (Senior High School), Perth, Australia Barat dengan kualitas materi pemain cukup bagus. Apalagi, para pemain yang tergabung dalam Lynwood S.H.S tersebut, beberapa adalah pemain asal Uganda, Myanmar, Thailand serta beberapa negara Timur Tengah.
"Terimakasih atas kerja keras dan hasil positif yang sudah diraih hari ini. Tapi, kemenangan tadi baru awal, dan semua harus tetap merendah," kata Bejo kepada para pemain. "Karena, tujuan semua datang ke sini adalah belajar dan mencari pengalaman," kata pria asal Surabaya ini.
Dalam laga 2x45 menit itu, Bejo menggunakan formasi 4-3-3 dengan Ababil Syahbela (kiper), Rifqi Arya, Rifky Afryan, Wawan, Hais Weno, di lini belakang. Sementara M. Kemaluddin, Jiddan Nuur Zaindein, M Nofal menjadi jendral lapangan di lini tengah. Sedangkan, Gardhika Arya, Aslan Wais dan Vengko Armedya menjadi trisula di lini depan.
Mereka hanya membutuhkan waktu lima menit untuk membuka keunggulan lewat Vengko Armedya yang juga mencetak gol keduanya lewat sontekan ciamik di menit ke-25. Sayang, tim lawan yang memperketat barisan pertahanan membuat Persebaya U-19 gagal menambah gol hingga turun minum.
Saat di babak kedua, Bejo langsung melakukan bongkar pasang dengan menggantikan semua pemain, kecuali Rifky Afryan dan Jiddan Nuur Zaindein yang dipercayakan bermain selama 90 menit. Sebagai ganti, dia memasukan M Ulul (kiper), Rizky Ridho, Agung Prasetyo, Risky Dwiyan, Flavio Cameron, Koko Ari Raya, Jossa Andika, Zulfikar dan Kresna Fajar.
Hasilnya, lima gol kembali bertambah. Masing masing Rifqi Arya (47'), Koko Ari Raya mencetak dua gol di menit ke-57' dan 60' serta Kresna Fajar lewat tendangan penalti di menit ke-75 dan satu gol pelengkap kemenangan Persebaya U-19 yang dilesatkan oleh Zulfikar Ahmad saat memasuki unjury time.
Tony Campbell, pelatih sepak bola di Lynwood S.H.S. sangat terkejut dengan kekalahan besar yang baru saja diterima oleh tim besutannya itu. Sebab, menurut Campbell, semua pemain yang dia boyong adalah para pemain terbaik di sekolahnya. Pria berusia 47 tahun itu menjelaskan, rata-rata usia sekitar 17 dan 18 tahun.
"Tapi, saya akui bahwa organisasi permainan Persebaya lebih bagus dari kami. Skill individu pemain mereka juga secara rata rata lebih baik, dan mereka sangat cepat dalam membangun serangan," jelasnya. " Striker mereka juga memiliki kecepatan luar biasa yang membuat pemain kami beberapa kali harus kalah dalam adu sprint," timpalnya.
Lynwood S.H.S adalah sekolah yang sangat perhatian terhadap para siswa imigran. Jadi, sebagian besar siswa mereka memiliki etnis berbeda beda. Dan, salah satu yang paling istimewa dari sekolah tersebut, mereka memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk siswa mengembangkan bakat yang mereka miliki. Bahkan, di sekolah dengan luas sekitar dua hektar tersebut, dilengkapi dengan dua lapangan sepak bola, ruangan ganti, ruang fitnes dan recovery serta ruang evaluasi teknik para pemain yang sudah dilengkapi dengan peralatan digital. (*)