Bejo Sugiantoro dan Aji Santoso berfoto bersama sebelum sesi jumpa pers jelang pertandingan di Kediaman Wakil Walikota Surabaya, pada Sabtu (4/8). (Persebaya)
Bejo Sugiantoro vs Aji Santoso, Adu Hebat Murid almarhum Rusdy Bahalwan

Bejo Punya Modal Bagus, Aji Menang Jam Terbang  

 

NAMA Rusdy Bahalwan akan terus dikenang oleh pecinta sepak bola Indonesia. Terutama di Surabaya. Dia adalah pionir strategi ”coming from behind” di blantika sepak bola Indonesia. Hingga dia dikenal sebagai Rinus Michel-nya Indonesia. Dia pula yang mengantarkan Persebaya juara Liga Indonesia musim 1996/1997. Melahirkan banyak pemain hebat untuk tim Merah Putih.

Di antara pesepak bola terbaik yang pernah dibesut Rusdy adalah Bejo Sugiantoro dan Aji. Minggu sore nanti (5/8), mereka akan adu hebat dalam lanjutan GO-JEK Liga 1 2018. Bejo melatih Persebaya. Sedangkan Aji menukangi Persela.

Semasa jadi pemain, Bejo dan Aji terbilang sama hebat. Keduanya tak tergantikan di posisi masing-masing. Sama-sama membela Persebaya ketika juara 1997. Sama-sama pernah menjadi kapten Green Force. Sama-sama pula menjadi langganan timnas.

Lantas, bagaimana karir kepelatihannya? Aji menang start. Itu tidak lepas dari usianya yang memang lebih senior. Kini Aji 48 tahun, Bejo 41. Aji sudah melatih klub profesional pada 2009, sedangkan Bejo baru melakukannya pada 2017. Delapan tahun berselang.

Uniknya, pada awal kepelatihannya, Bejo dan Aji menukangi klub yang sama, Persik Kediri. Aji pada Indonesia Super League (ISL) 2009. Sedangkan Bejo pada Liga 2 2017. Bejo langsung promosi menjadi pelatih kepala tim berjuluk Macan Putih itu setelah head coach Dwi Priyo Utomo menerima tugas  menangani tim nasional junior.

”Kepelatihan pertama saya bersama tim profesional saat Persik menjamu Perssu (Sumenep) pada laga perdana Grup 6 Liga 2 musim 2017. Saat itu kami menang dengan mencetak empat gol ke gawang Perssu,” ungkap Bejo. Kebersamaan Bejo bersama Persik tidak lama. Awal tahun lalu dia menerima panggilan hati untuk melatih tim U-19 Persebaya.

Bejo Sugiantoro ketika mendampingi Persebaya U-19 dalam sesi pemusatan latihan di Australia, Juli 2018 lalu.

Meski sudah dilatih banyak pelatih hebat, sepanjang 19 tahun karir sebagai pemain, Bejo mengakui banyak mengadopsi ilmu yang diajarkan almarhum Rusdy. ”Banyak ilmu dari almarhum Om Rusdy. Dia pelatih idola saya. Saya mengamalkan ilmu yang pernah diberikan saat membela Persebaya dulu, di Persik,” ungkap Bejo.

Menurut libero Timnas Indonesia di era 1990-an itu, Rusdy selalu menekankan permainan memanfaatkan lebar lapangan. Serangan sayap harus benar-benar diefektifkan. ”Om Rusdy juga mengatakan bagaimana cara mengejutkan dan membingungkan lawan dengan gerakan yang tiba-tiba merangsek masuk ke jantung pertahanan lawan,” ucap Bejo.

            Bahwa akan bertemu Aji dalam laga melawan Persela, Bejo menyatakan pertandingan akan menarik. Sebab, gaya kepelatihan dirinya dengan pelatih asal Malang itu memiliki banyak kemiripan.

”Saya tahu jika Mas Aji juga menerapkan ilmu dari Om Rusdy. Semua itu sebenarnya sama, bagaimana pola permainan, ketemunya juga sama. Cuma etos kerja di lapangan saja nanti yang menjadi pembeda,” papar Bejo.

Bejo Sugiantoro ketika mendampingi Persebaya senior, sebagai caretaker pelatih (Persebaya)

Sementara itu, Aji juga pernah melatih Persebaya. Dia menggantikan arsitek Green Force Arcan Iurie pada babak play-off memperebutkan tiket promosi ke Indonesia Super League 2009/2010 melawan PSMS Medan. Aji berhasil membawa Green Force promosi ke kasta tertinggi.

”Saya pernah dibesarkan dan membesarkan Persebaya. Semasa menjadi pemain dan kapten tim saya menjadi juara bersama Persebaya. Bahkan saya pernah hanya punya persiapan selama 12 hari. Tapi hasilnya saya menyelamatkan Persebaya dari degradasi. Artinya, Persebaya ini adalah tim yang selalu di hati saya,” ujar Aji.

Aji Santoso ketika memimpin sesi latihan resmi jelang pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo pada Sabtu (4/8). (Persebaya)

Aji juga tak lupa memuji Bejo yang merupakan juniornya di Persebaya. Menurutnya, apa yang diraih Bejo selama menjadi pemain merupakan modal yang bagus di karir kepelatihan. ”Semua tahu kualitas Bejo sebagai pemain, tapi sekarang sudah beralih haluan menjadi pelatih. Bejo harus menambah ilmu kepelatihan,” ujar Aji.

Mantan bek sayap terbaik Indonesia ini mengakui jika dirinya dan Bejo memiliki karakter yang tidak jauh beda karena mendapat mentor yang sama. ”Saya melihat tim yang dilatihnya selalu mengandalkan teknik dan tidak pernah bermain nakal atau kasar. Begitu pun juga dengan saya. Menurut saya ini buah dari ilmu almarhum Rusdy Bahalwan,” tandasnya. (*)

 

 

BERITA LAINNYA