TERHARU: Pemain senior Mat Halil (kanan) tak kuasa menahan tangis saat memimpin doa untuk Persebaya dan suporter yang meninggal di Subang kemarin. (Foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
SUASANA mes Persebaya di Jalan Karanggayam, Surabaya, kemarin, laksana stadion. Ada nyanyian, yel-yel, dan flare yang dibakar. Ratusan suporter Persebaya (Bonek) berkumpul di markas Green Force itu. Mereka bersatu untuk mendoakan tim kesayangannya tampil lagi di kompetisi sepak bola nasional.
Begitu mendapat kabar gembira dari arena kongres PSSI di Bandung, gemuruh pun pecah. Sorak-sorai Bonek menyambut keputusan PSSI yang mengembalikan status Persebaya. Beberapa di antara mereka sujud syukur. "Perjuangan sejak 2010 terbayar tuntas hari ini (kemarin). Panjatan doa kami selalu ada bagi Persebaya," ucap Hasan Tiro, salah seorang koordinator Bonek.
Selain para Bonek, hadir pelatih Persebaya Ahmad Rosidin dan beberapa pemain. Diantaranya adalah Mat Halil, Jefri Prasetyo, dan Dedy Sutanto. Mereka berpelukan dan larut dalam tangis bahagia. "Sudah lama kami menunggu saat seperti ini. Alhamdulillah Persebaya dikembalikan haknya," kata Halil.
Perjuangan mengembalikan Persebaya ke kompetisi sepak bola Indonesia memang panjang dan berliku. Sudah tiga tahun Bonek tidak bisa menyaksikan tim pujaannya bertanding di laga resmi.
Perjuangan lewat jalur hukum juga menemui jalan terjal. Setelah mendapat hak merek dari Kemenkum HAM, Persebaya dan Bonek sempat diberi janji diakui dalam kongres PSSI 10 November. Namun, tidak ada pembahasan soal Persebaya di kongres tersebut. Sampai akhirnya pada kongres tahunan kemarin PSSI mengakui kembali Persebaya.
"Kami salut dengan rezim baru PSSI yang memegang teguh janji mereka untuk mengakui kembali Persebaya. Semoga ini juga dibarengi dengan membaiknya persepakbolaan nasional dari berbagai aspek," kata Asnawi, salah seorang Bonek.
Wujud syukuran di Karanggayam kemarin diwarnai pemotongan 20 tumpeng. Jumlah itu merupakan refleksi dari 20 klub internal Persebaya yang selama ini setia dan mengawal perjuangan kampiun dua kali Liga Indonesia itu. Dari Karanggayam, ratusan Bonek melanjutkan pesta di kawasan Stadion Gelora 10 Nopember Tambaksari.
Aksi para Bonek berlangsung tertib. Tidak ada insiden yang mengganggu. "Bonek sekarang sudah makin dewasa. Terbukti, acara hari ini berjalan dengan tertib dan aman," ujar Kapolsek Tambaksari Kompol David Triyo Prasojo yang mengikuti acara dari awal sampai akhir.
Story provided by Jawa Pos