Bonek meneriakkan dukungan kepada Persebaya pada laga melawan Persija, kemarin (4/11).

Oleh: Ram Surahman

Sumpah. Jancuk tenan. Salut dan merinding lihat pemandangan di Stadion GBT, Minggu kemarin (4/11).   

Kemenangan 3-0 yang melegakan atas Macan Kemayoran. Tidur nyenyak. Tak lagi malu-malu lihat klasemen sementara. Salut sesalut salutnya buat perjuangan Rendi Irwan dkk.  

Main Spartan sepanjang pertandingan.   Ngeyel, ngosek  tak kenal lelah mengejar bola. Joss. Ciri khas permainan Persebaya yang  sulit dijumpai di awal  musim lalu. Pantas bila laga ditutup dengan tiga angka untuk Persebaya. Sekaligus menghentikan laju kemenangan beruntun Persija. Mbois benar. 

Pantaslah disyukuri raihan sempurna ini. Coba tengok sejenak bagaimana situasi sebelum laga. Persebaya kalah segalanya.

Posisi klasemen, terpaut jauh. Persija runner-up dan kita di posisi 13. Materi pemain? Persebaya tak bisa full team. Sang bomber andalan, David da Silva masih dibekap cedera. Robertino Pugliara juga mengakhiri kompetisi lebih dini akibat cedera parah. Irfan Jaya bela timnas.  

Persija?  Kiper  Andritani dan Riko Simanjuntak dipanggil timnas. Ismed Sofyan tak dibawa. Tapi, materi mereka masih tetap bertabur bintang. Masih ada Marco Simic yang insting goal-nya bikin miris para penjaga gawang. Sampai-sampai seorang teman, saat lihat official training Persija, dibikin ciut nyali. Dibekap rasa waswas melihat hasil pertandingan nanti. Belum lagi lihat postur pemain. Persebaya kalah sama mereka.  Sudah  begitu, kemampuan individu pemain Persija, bisa  dikata, merata di semua lini.  Pokoknya, kalah segalanya.  

Posisi underdog ini,  justru membuat arek-arek tersulut. Membuktikan bahwa semua keunggulan yang dimiliki tim tamu hanya di atas kertas belaka. Di lapangan, urusannya  berbeda.  Dan, hasil akhir membuktikan Si Macan Kemayoran benar-benar dibikin tak bergigi. M30NG…  M30NG… M30NG……

Bolehlah apa yang terjadi di GBT disebut sebagai drama.  Atau, apapun  untuk menyebut  istilah yang pas untuk perjuangan arek-arek  di lapangan kemarin. Yang pasti,   poin pentingnya, jangan pernah menyerah.  Tiada yang tidak mungkin.  

Selagi bersungguh-sungguh, mengeluarkan semua kemampuan terbaik, pasti kita  akan memintal hasil yang setimpal.  Hasil tak akan mengkhianati proses,  begitu kata Presiden Persebaya.  

Tak  kalah dahsyatnya, misi tidak mungkin juga dijalankan  kawan-kawan Bonek di laga kemarin. 50 ribu  orang tumplek blek menghipnotis stadion.

Apa yang terjadi? Semua berlangsung mulus.  Tak ada insiden apapun. Tak ada sweeping.  Ribut atau invasi lapangan. No no no. Bahkan, untuk pelanggaran teringan, pelemparan botol, sama sekali tak dijumpai sepanjang pertandingan.  Padahal, 50 ribu orang itu kerap diejek sebagai gembel, maling gorengan.

Hormat buat Bonek semua. Padahal, kurang apa perlakuan yang didapat penggawa Persebaya saat bertemu Persija di putaran pertama lalu. Official diludahi. Pemain dicacimaki.  Semua perlakuan itu, dibalas dengan aksi  simpati.  

Tentu saja patut bangga dengan apa yang ditunjukkan Bonek ini.Apreasi patut diberikan. Tetapi, ingat, jangan sampai melenakan semuanya. Kerja besar masih belum sepenuhnya tuntas. Masih banyak yang harus diberesi. 

Ya, kita memang bisa melewati ujian nasional –pinjam istilah Cak Tulus Budi- dengan mulus. Tetapi,  sejatinya belum sepenuhnya lulus. Masih ada beberapa ujian lagi di musim ini  yang juga harus dilewati. Terdekat, masih ada PSM Makassar yang harus dijamu di GBT, Sabtu (10/11).  Selanjutnya, away ke Bali (18/11). Layaknya ujian, semua harus dipersiapkan dengan segenap hati. 

Tetapi, sekali lagi ini bukan untuk menarik simpati atau puja puji. Rugi besar bagi Bonek bila segala perubahan baik, yang ditunjukkan itu hanya semata untuk meraih hal yang   remeh temeh seperti itu. Bonek tidak butuh pengakuan. Tak perlu diakui yang terbaik tetapi selalu berusaha lebih baik.

Biarlah perubahan ini berjalan alami. Toh, masih juga banyak  PR besar  yang menghadang. Tradisi estafetan yang menimbulkan korban jiwa, ini juga perlu dipikirkan bersama.  Suka atau tidak, kejadian –kejadian seperti ini, akan menggerus kerja kebaikan yang dilakukan Bonek selama ini. Karenanya, perlu terus dikuatkan sinergis di semua elemen Persebaya menghadapi tantangan ke depan. Manajemen, Bonek,  Pemkot, Polrestabes, TNI dan semua stakeholder sepakbola Surabaya. Jangan lelah untuk terus bergandengan tangan. WANI!! (*)

*Tulisan ini adalah pandangan dan sikap penulis. Bukan pandangan Persebaya.

 

Populer

Flavio Persembahkan Gol untuk Opan
Saling Percaya dan Konfiden, Kunci Persebaya Menang Atas Persija
Gol Flavio-Rashid Bawa Persebaya Comeback
Eksekusi Penalti Gustavo Bikin Persebaya Tertinggal
Siapkan Banyak Strategi, Persebaya Percaya Diri Hadapi Persija
Persebaya U-13 Juara Piala Soeratin U-13 Zona Surabaya, U-15 Runner Up