Persebaya memiliki kenangan pahit di babak delapan besar Piala Presiden musim lalu. Pada 3 Februari 2018, Green Force harus mengemas koper lebih awal. Setelah kalah adu penalti 3-4 (3-3) melawan PSMS Medan.
Siapa sangka, dua sosok penting penakluk Persebaya kala itu kini berseragam bajol Ijo. Pelatih Djadjang Nurdjaman dan kiper Abdul Rohim yang kini membela Bajol Ijo, musim lalu memang bersama PSMS Medan.
Kehebatan Rohim membaca eksekusi penalti menjadi kunci kemenangan PSMS. Ketika itu, Rohim berhasil menggagalkan eksekusi Feri Pahabol, Aburizal Maulana, dan Osvaldo Haay.
Nah, terkait potensi adu penalti Persebaya dalam babak delapan besar melawan PS Tira-Persikabo pekan depan, Djanur tidak gentar. Dia berharap Persebaya bisa menuntaskan pertandingan dengan kemenangan di waktu normal. Namun, kalau harus melalui babak tos-tosan, timnya juga siap.
”Kami juga akan mempersiapkan diri jika laga melawan Tira-Persikabo ditentukan melalui adu penalti. Awal pekan depan kami mulai menu itu,” kata Djanur.
Rohim yang kini membela Persebaya kembali menunjukkan kehebatannya dalam mengantisipasi penalti. Dalam laga melawan PS Tira di kualifikasi Grup A lalu, dia berhasil membendung eksekusi penalti Loris Arnaud. Tentu itu menjadi bekal yang positif jika nanti laga Green Force kontra PS Tira harus berlanjut ke adu penalti. (*)