Persebaya dikenal sebagai gudangnya pemain timnas. Lapangan Persebaya yang ada di kawasan Karanggayam, Surabaya, adalah ”pabriknya”. Sayang, karena lapangan dikunci, maka pertandingan antar pesepakbola muda Surabaya tidak bisa diselenggarakan.
Seharusnya, Indonesia Muda bertanding melawan Untag Rosita sore tadi. Dalam lanjutan Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) 2019. Pertandingan tidak bisa dilakukan karena akses ke lapangan digembok. Tidak bisa dibuka.
Ketika bukan Ramadan lalu, bersamaan dengan jeda kompetisi, Kepala Kappeko Surabaya Eri Cahyadi menyatakan Wisma Persebaya akan dibuka untuk kompetisi internal. Namun, nyatanya, tadi lapangan masih tergembok.
Karena lapangan digembok, halaman Wisma Persebaya tampak ramai para orang tua yang akan mendukung buah hatinya bertanding. Mereka bahkan harus duduk nglesot di halaman. Sebab lobi Wisma Persebaya tengah digunakan pemain-pemain Indonesia Muda dan Untag Rosita untuk berganti jersey.
Tim Indonesia Muda dan Untag Rosita beserta perangkat pertandingan Kompetisi Kapal Api Persebaya tertahan di lobi Wisma Persebaya saat hendak masuk ke lapangan sore ini. Pertandingan kompetisi internal Persebaya pun terhenti. (Persebaya)
Sampai persiapan mereka tuntas, para pemain belum bisa masuk ke lapangan untuk melakukan pemanasan. Waktu memasuki pukul 15.00 WIB membuat wasit Faruq Asfandiar dan pengadil lapangan lainnya berkomunikasi dengan match commissioner Ahmad. Mereka memutuskan menunggu gembok pagar menuju lapangan dibuka selama 2x15 menit. Namun, hingga waktu yang ditentukan 15.30 WIB, gembok pagar tak kunjung terbuka. Alhasil, laga diputuskan batal.
Oviana Johar, salah satu orang tua pemain, mengaku kecewa menjumpai kondisi ini. Menurutnya kejadian ini cukup merugikan karena bisa mengganggu kegiatan positif pemain. ”Jauh-jauh datang tetapi tidak bisa melihat anak mau main. Bagaimana bisa (Persebaya) membina kalau mau bertanding saja ada masalah. Persebaya ini mau dimana lagi lapangannya,” sesalnya.
”Padahal ini adalah kegiatan positif daripada keluyuran. Dan anak saya sudah ikut berlatih (di Lapangan Persebaya) sejak usia 10 tahun. Saya dan semua orang tua pemain yang datang tentu kecewa. Belum pernah ada kejadian seperti ini,” ujarnya menambahkan.
Para orang tua pemain kecewa karena gagal mendukung anak-anaknya bertanding usai melihat pintu yang terkunci dan pagar menuju Lapangan Persebaya, Karanggayam, masih digembok. (Persebaya)
Oviana Johar berharap masalah ini lekas menemui titik terang. Dia tak ingin kegiatan anaknya dan pembinaan Persebaya tersendat. Menurutnya jika kejadian ini berlarut-larut tak menutup kemungkinan untuk langsung mengadukan ke DPRD maupun Pemkot Surabaya.
Pada kesempatan yang Supriyono, sekretaris Persebaya amatir, mengatakan pihaknya tengah menanti janji dari Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi yang sudah berjanji untuk membuka gembok. ”Kami sebetulnya hari ini menunggu janji pembukaan gembok. Tetapi sampai sekarang masih terkunci,” cetusnya.
Seperti diketahui, Wisma Persebaya dikosongkan oleh Linmas dan Satpol PP pada Rabu (15/5) lalu sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu sebanyak 10 orang dari Satpol PP dan Linmas Kota Surabaya menyegel tempat tersebut. Hingga kini pagar wisma digembok. (*)