Bejo Sugiantoro memulai perannya sebagai pelatih caretaker Persebaya. Sejumlah tugas sudah ada menanti legenda hidup Green Force itu. Salah satunya mengembalikan gaya main Persebaya yang ngeyel, ngosek, dan wani.
Musim ini, permainan Persebaya memang masih jauh dari kata memuaskan. Tujuh pertandingan terakhir, Bajol Ijo hanya sekali menang. Empat kali seri, dan dua kali kalah. Melawan tim yang belum pernah menang, Semen Padang FC, Persebaya ditahan imbang 0-0.
Rangkaian hasil negatif itu membuat Persebaya memutus kontrak pelatih Djadjang Nurdjaman. Posisi Bajol Ijo memang masih ada di peringkat ketujuh, namun sangat rawan melorot. Dengan Persipura yang ada di peringkat ke-13 saja, Ruben Sanadi dkk hanya unggul lima poin (18-13). Padahal, Persipura punya dua pertandingan sisa lebih banyak.
Dalam sesi latihan di Lapangan Polda Jatim sore tadi, Bejo menegaskan kepada para pemainnya untuk menatap ke depan. Kejadian sebelumnya, termasuk perginya Djanur harus disikapi secara positif. ”Kita harus bersatu, bangkit. Pertandingan maha penting sudah menanti kita, melawan rival Arema FC,” tegasnya.
Menurut Bejo, pertandingan melawan Arema FC bukan pertandingan biasa. Tidak sama dengan pertandingan-pertandingan lain di Shopee Liga 1. ”Karena laga melawan Arema FC sangat penting. Ada nama Surabaya juga Persebaya dipertaruhkan. Termasuk Bonek dan Bonita dipertaruhkan di pertandingan tersebut,” ungkap Bejo. “Kami harus bermain dengan gaya khas selama ini. Ngeyel, ngosek, wani, cukup bagi saya,” sambungnya.
Sosok yang mempersembahkan dua gelar bagi Persebaya ini mengaku terlecut untuk membuktikan kemampuannya. Bagi Bejo, ini adalah peran keduanya sebagai caretaker. Musim lalu dia mengantikan peran Angel Alfredo Vera.
“Sebisa mungkin saya akan memaksimalkan kemampuan saya untuk Persebaya di Liga 1. Dengan bantuan temen-teman pemain semua, akan saya maksimalkan di lapangan,” pungkas Bejo. (*)