Hasil seri 1-1 melawan Persija di Gelora Bung Tomo mengecewakan buat Persebaya. Namun, melihat skuad Persebaya yang minim, itu adalah hasil yang patut disyukuri. Ruben Sanadi dkk berjuang tanpa kenal lelah sampai akhir laga meski separo pemain yang biasanya starter absen karena dipanggil timnas maupun akumulasi kartu.
Pelatih caretaker Persebaya Bejo Sugiantoro menyatakan, kunci timnya menjaga rekor tak pernah kalah di kandang adalah Ruben dkk bisa menampilkan permainan khas Suroboyo. Bola satu dua sentuhan saat menyerang. Dan pressing ketat saat kehilangan bola. Alhasil, meski tidak diperkuat banyak pemain inti, Persebaya menguasai ball possession. Peluang lebih banyak.
Mental juang Ruben dkk. juga luar biasa. Meski tertinggal pada menit ke-69 melalui Marko Simic, Bajol Ijo tidak kehilangan determinasi. Alhasil, Persebaya mendapatkan penalti setelah Oktafianus Fernando dijatuhkan dikotak penalti. Misbakus Solikin yang menjadi eksekutor menjalankan tugasnya dengan sangat baik pada menit ke-80.
”Hasil imbang ini memang mengecewakan. Namun, melihat permainan anak-anak yang semakin solid, saya mensyukuri pertandingan ini. Inilah permainan masa depan Persebaya,” kata Bejo. ”Dengan kondisi tim yang tidak lengkap, ada yang dipanggil timnas Indonesia, dan ada yang kena akumulasi, anak-anak tetap bermain bagus, melawan Persija yang full team dengan berani,” lanjutnya.
Lebih lanjut, sosok yang mempersembahkan dua gelar untuk Persebaya ini mengatakan jika permainan anak asuhnya terus meningkat.
Ruben menambahkan, ada nilai positif yang bisa dipetik oleh rekan-rekannya. Untuk lebih baik di pertandingan selanjutnya.
“Pola satu-dua sentuhan bisa kami mainkan, walaupun tanpa striker murni, berjalan dengan baik. Ke depan kami harus berjuang lebih keras. Kalau kami kerja keras di lapangan, pasti ada hasilnya,” tegas pemain berusia 32 tahun itu. (*)