Tepat tiga tahun lalu Persebaya memulai petualangan emasnya di Liga 2 setelah statusnya dipulihkan PSSI. Tetapi Persebaya memulai kiprah dengan hasil negatif. Mereka harus puas berbagi satu poin dengan tamunya, Madiun Putra, pada laga yang berkesudahan 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo.
Persebaya kebobolan dulu. Penyerang Madiun Putra, Purniawan sukses mencetak gol pada menit ke-15. Namun, Bajol Ijo terus menekan tamunya. Hasilnya, gol Persebaya lahir pada menit ke-27. Gol ini dicetak gelandang Misbakhus Solikhin yang menerima umpan Oktafianus Fernando.
Muhammad Hidayat, Oktafianus Fernando, dan Irfan Jaya yang mendapatkan kesempatan bermain penuh belum mampu memberikan tiga poin. Ketiganya mengenang laga debut saat itu.
Ofan, sapaan akrab Oktafianus Fernando, mengaku kurang puas dengan hasil akhir dalam pertandingan tersebut. Ia menyebutkan saat itu beberapa kali merepotkan pertahanan Madiun Putra bersama Irfan Jaya.
“Saya tidak senang saat itu karena kami tidak berhasil meraih kemenangan. Saya waktu itu jadi pemain depan bersama Irfan. Kami menciptakan banyak peluang, tapi tidak ada yang jadi gol. Itu jadi tekanan,” beber Ofan. “Walau cetak assist, tapi masih tidak dianggap (tampil) bagus. Namun saya tetap dapat hikmahnya, saya jadi belajar mengatasi tekanan,” sambung pemain kelahiran 4 Oktober 1993 ini.
Pemain jebolan Indonesia Muda, klub internal Persebaya, ini menjelaskan mendapat kritikan dalam bentuk meme setelah laga tersebut. Tak hanya dirinya, menurutnya Irfan juga dikreasikan menjadi meme. “Itu (kritik) positif. Cuma kalau ingat malah bikin ketawa-tawa sama Irfan,” sebut Ofan.
Sementara itu, Dayat dan Irfan sama-sama tidak menyangka dapat menjalani laga debut bersama Persebaya. Maklum, Dayat datang ke Kota Pahlawan dari Pusamania Borneo FC U-21. Pun demikian dengan Irfan yang bergabung dari PSM Makassar U-21.
“Ga nyangka juga ya bisa membela klub sebesar Persebaya, tentunya sangat senang dan bangga bisa membela Persebaya hingga sekarang ini,” ujar Dayat. “Tentu sedih karena di pertandingan perdana belum bisa memberi tiga poin buat tim dan suporter. Tapi laga saat itu menjadi motivasi saya kedepannya supaya bisa belajar dari kesalahan agar lebih baik,” tambahnya.
Sementara itu Irfan menegaskan sempat merasa minder karena gagal memberikan kemenangan di laga debutnya sebagai pemain profesional. Kala itu ia menyandang status top skor ISC U-21.
“Saya waktu itu kecewa dan down. Sempat berfikir kalau saya ini belum pantas main di liga karena belum ada pengalaman. Tetapi saya terus belajar dari pengalaman dan Alhamdulillah perlahan bisa di percaya kembali,” kenang pemain terbaik Liga 2 2017 ini.
Pengalaman, sikap, keinginan dan komitmen untuk lebih baik menempa mereka. Hasilnya, ketiga pemain tersebut turut serta mengantarkan Persebaya promosi ke Liga 1 2018 dengan status juara Liga 2 2017. (*)