Menanggapi kemungkinan dilanjutkannya kompetisi Liga 1 pada September/Oktober 2020, Persebaya ingin menghormati segala keputusan yang dibuat. Namun, ada sejumlah poin-poin penting yang ingin Persebaya sampaikan, agar keputusan tersebut tidak dibuat secara gegabah dan menghasilkan risiko-risiko, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
1.Kesehatan dan Keselamatan
Seperti kita semua pahami, situasi pandemi Covid-19 ini masih belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Masih ada kemungkinan cukup besar situasi memburuk dalam pekan-pekan, atau bulan-bulan kemudian. Masih ada peluang diberlakukannya kembali PSBB atau bahkan lockdown lebih ketat.
Situasi setiap daerah, kota maupun provinsi, juga bisa berbeda-beda. Menimbulkan semakin banyaknya variabel ketidakpastian.
Dalam situasi yang belum bisa dipastikan ini, alangkah baiknya keputusan dibuat memperhitungkan situasi terburuk. Supaya tidak mengorbankan jangka panjang karena keputusan jangka pendek yang gegabah.
Pertanyaan-pertanyaan kami: Apa yang terjadi apabila ada pemain dan personel tim yang terinfeksi Covid-19? Apalagi apabila lebih dari satu pemain atau personel tim? Tentu akan berdampak pada tim secara keseluruhan. Lebih jauh lagi, apakah kondisi fasilitas kesehatan --khususnya rumah sakit-- mampu menghadapinya. Dan itu berpotensi menambah beban petugas kesehatan, yang sekarang saja sudah dalam kondisi sangat berkesusahan.
Belum lagi kemungkinan lebih luas lagi: Walau pertandingan tanpa penonton, sangat mungkin kelompok-kelompok suporter melakukan acara nonton bersama di berbagai kota di Indonesia. Dan itu berarti pengumpulan massa. Dan itu berarti muncul potensi-potensi baru penyebaran virus.
Apa jadinya bila sepak bola menjadi pemicu baru masalah kesehatan dan keselamatan masyarakat?
2. Sosio Ekonomi Masyarakat
Sudah bukan rahasia, pandemi Covid-19 mengakibatkan dampak ekonomi besar. Mungkin lebih dari yang banyak diberitakan media-media mainstream selama ini. Sepak bola merupakan prioritas kesekian kehidupan masyarakat, yang saat ini banyak mengalami kesusahan. Misalnya pemotongan penghasilan atau bahkan kehilangan pekerjaan.
Ya, kita tentu harus memikirkan pemain dan lain sebagainya. Namun dalam situasi ini, jutaan masyarakat dalam situasi jauh lebih membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar.
3.Impact Kompetisi Jangka Panjang
Seandainya Liga 1 2020 dilanjutkan dengan berbagai penyesuaian, Persebaya berharap segala penyesuaian itu tetap memikirkan dampak untuk musim-musim selanjutnya. Apalagi kalau harus berkaitan dengan promosi dan degradasi.
Walau masih belum sempurna, telah terjadi konsistensi pada liga Indonesia sejak 2017 hingga sebelum pandemi. Dan konsistensi sangat dibutuhkan untuk mencapai masa depan yang baik. Di mana semua klub peserta bisa melakukan perencanaan yang jelas untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
Jangan sampai penyesuaian musim 2020 ini mengakibatkan terjadinya pergeseran pada konsistensi itu. Momen pandemi ini seharusnya menjadi momen bagi klub-klub dan Liga untuk refleksi dan introspeksi, bagaimana menyusun masa depan yang lebih baik dan sustainable. Bukan justru membuat masa depan lebih acak aduk lagi.
Jangan mengorbankan kepastian masa depan demi memperjuangkan jangka pendek yang tidak pasti.
4.Impact Terhadap Timnas
Persebaya, dan kami yakin seluruh klub-klub di Indonesia, sangat memikirkan kepentingan tim nasional Indonesia. Selama ini hanya masalah penjadwalan yang membuat seolah-olah ada masalah.
Dengan pandemi ini, kami merasa ini justru memberi momen bagi semua untuk mencurahkan fokus kepada timnas. Dan mengumpulkan pemain untuk keperluan TC timnas jauh lebih kecil risikonya daripada melanjutkan liga.
Ambil contoh: Apabila pemain timnas harus ikut kompetisi yang dipaksakan, kemudian dia terinfeksi Covid-19, maka dampaknya menjadi bertambah lagi. Menjadi situasi yang sangat buruk bagi klub maupun timnas. Bahkan, bisa mengancam pelaksanaan host Piala Dunia U-20 pada 2021.
5.Finansial Liga dan Klub-Klub
Harus diakui, kelanjutan Liga 1 2020 akan mengakibatkan dampak finansial sangat besar terhadap klub-klub. Rencana seluruh pertandingan diselenggarakan di Pulau Jawa juga belum tentu menjadi solusi yang ideal. Karena ini bisa memberi efek lebih tidak mengenakkan lagi bagi klub-klub yang berasal dari luar Pulau Jawa.
Solusi finansial kami rasa harus dibicarakan lebih mendetail lagi dengan seluruh klub peserta. Mengingat klub-klub Liga 1 adalah pemegang saham 99 persen dari Liga.
Sekali lagi, dalam hal ini, jangan sampai memaksakan kebijakan yang mengakibatkan penalti finansial, tanpa kepastian kelanjutan kompetisi yang matang. Apalagi kalau ketika tim-tim mulai bergerak mempersiapkan diri, tiba-tiba terjadi masalah lanjutan pandemi yang pada akhirnya tetap harus membatalkan dilanjutkannya liga.
Kesimpulan
Persebaya akan berusaha menghormati segala keputusan yang dibuat berkaitan dengan kelanjutan Liga 1 2020. Tapi kami meminta kepada seluruh stakeholder sepak bola Indonesia untuk benar-benar mempertimbangkan segala keputusan yang dibuat.
Segala keputusan harus dibuat dengan dasar kepentingan paling luas. Bukan hanya sepak bola nasional dan masa depannya, tapi juga dampaknya terhadap masyarakat lebih luas.
Kami yakin banyak klub-klub lain memiliki pemikiran yang sama. Jangan sampai mengorbankan masa depan yang pasti, demi jangka pendek yang penuh ketidakpastian. Apalagi kalau itu hanya untuk kepentingan sesaat.
Surabaya, 19 Juni 2020
Azrul Ananda
Presiden Klub Persebaya