PERSEBAYA Surabaya pantang lengah menjalani penyisihan grup 5 Liga 1 musim ini. Penyebabnya, terlepas dari kualitas calon lawan yang masih sama-sama meraba-raba, mereka sangat antusias berada satu grup dengan klub berjuluk Green Force tersebut.
Di grup 5, klub asal Kota Pahlawan itu bakal beradu dengan tujuh klub lain untuk mengejar dua tiket lolos ke babak 16 besar. Yakni, PSIM Jogjakarta, Persatu Tuban, Persinga Ngawi, Madiun Putra, PSBI Blitar, Persepam MU, dan Martapura FC.
Pelatih Persepam Madura Utama Rudy Keeltjes menuturkan, cepat atau lambat, mereka memang akan bersua dengan Persebaya. Sebagai warga Surabaya, dia menginginkan Persebaya berprestasi. Namun, sebagai pelatih Persepam, tentu pria yang pernah melatih Persebaya tersebut harus profesional.
"Saya justru gembira dengan pembagian grup ini. Meski persiapan kami sangat mepet, itu bukan alasan untuk gentar dengan Persebaya," ucap Rudy kepada Jawa Pos.
Apalagi, selama empat tahun terakhir, Persebaya vakum dari kompetisi resmi sepak bola nasional. Praktis, semangat warga Surabaya untuk mendukung perjuangan Rachmat Irianto dkk sangat masif.
"Saya belum pernah menyaksikan Semua Termotivasi Hadapi Green Force penampilan Persebaya saat dipegang coach Iwan Setiawan. Tapi, saya percaya mereka adalah unggulan untuk bisa berprestasi di Liga 2. Dan, kami siap untuk memberikan hambatan," katanya.
Di sisi lain, satu-satunya kontestan grup 5 yang berasal dari Pulau Kalimantan, yaitu Martapura FC, juga antusias bersua dengan Persebaya. Selain karena punya tradisi hebat dan suporter yang banyak, mereka bisa menghindar dari Persebaya pada babak 16 besar.
"Dengan melawan Persebaya pada babak ini, kami akan jauh lebih siap dan teruji selama penyisihan grup sebelum lolos ke babak 16 besar. Saya pikir ini grup yang ramai dan persaingannya bakal ketat," tutur Frans Sinatra Huwae, pelatih Martapura FC.
Ya, juara grup 5 nanti berada di grup C babak 16 besar, sedangkan runner-up grup 5 akan tergabung di grup D. Selengkapnya lihat grafis di bawah. (io/ben/c18/ham)
Story provided by Jawa Pos