SEBAGAI bek tengah, konsistensi
dan konsentrasi sepanjang pertandingan menjadi hal wajib bagi Rachmat Irianto.
Apalagi, Rian - sapaan akrabnya- juga diplot sebagai deputi kapten setelah Mat
Halil.
Namun, bagi Rian, bukan hanya
faktor teknis yang memegang peran. Hal nonteknis seperti penampilan di lapangan
juga penting. Nah, untuk yang satu itu, putra sulung legenda Persebaya Bejo
Sugiantoro tersebut memiliki standar tersendiri terkait penampilan.
"Saya paling tidak suka jersey
dikeluarkan. Main itu harus rapi dan penampilan di lapangan nanti mengikuti,"
kata bek 17 tahun itu kepada Jawa Pos.
Bukan hanya jersey, kaus kaki
yang dipendekkan selama di lapangan pun tidak disenanginya. Mengapa? Selain
tidak sedap dipandang, dia sering mendapat masukan dari mantan pelatihnya (di
Frenz United), Steve McMahon.
Mantan pemain Liverpool itu
selalu menekankan soal kerapian. Namun, standar yang diterapkan McMahon tidak
hanya menyangkut larangan kaus kaki pendek. Kaus kaki yang panjang hingga
melewati paha juga sangat disarankan.
"Saya pernah mendapat julukan
lady boy saat pakai kaus kaki hingga melewati paha. Katanya seperti balerina,"
sambung Rian, kemudian tertawa.
Ada satu pemahaman lagi yang
membuat Rian terus tampil rapi. Dia menyamakan kondisinya di Persebaya saat ini
layaknya di lingkungan sekolah. Seragam harus bersih dan rapi. Sementara itu,
pelatih adalah guru.
Menurut Rian, kalau attitude
baik, nilai pelajaran di sekolah juga ikut baik. "Saya juga selalu belajar dari
senior. Bagaimanapun, mereka memiliki jam terbang lebih banyak daripada saya
dan saya harus menghormati mereka," tutur Rian. (io/c9/bas)
<
Story provided by Jawa Pos