PERSEBAYA Surabaya bisa pulang
dari lawatannya ke Jogjakarta dengan tenang. Klub berjuluk Green Force tersebut
menahan imbang tuan rumah PSIM Jogjakarta 1-1 di Stadion Sultan Agung, Bantul,
dalam pekan ke lima grup 5 Liga 2 kemarin (18/5).
Dengan begitu, Persebaya mencuri
satu angka dari kandang PSIM yang selama ini sulit digapai lawan-lawannya.
Dalam dua laga home di Liga 2, klub berjuluk Laskar Mataram itu selalu menang.
Mereka melibas Martapura FC 3-2 (23/4) dan Persinga Ngawi 2-0 (4/5).
Tambahan satu angka itu membuat
Persebaya berada di peringkat keempat klasemen sementara dengan meraih 5 poin.
Sejatinya sama banyak dengan Persatu Tuban yang juga mendapat 5 poin. Tetapi,
Persebaya berhak berada di posisi lebih baik karena unggul selisih gol.
Bagi PSIM, hasil seri tentu saja
kerugian besar. Sebab, kalau menang melawan Persebaya kemarin, mereka bisa
menjadi pemuncak klasemen sementara. Tetapi, dalam laga kemarin, Persebaya
memang membuat mereka kesulitan. Bahkan, PSIM lebih dulu kebobolan pada menit
ke-26 melalui gol Rishadi Fauzi dari assist Mardiono.
Selain itu, selama babak pertama
mereka kesulitan. Kolaborasi Rendi Irwan, Mardiono, dan Rishadi Fauzi kerap menyulitkan
per tahanan PSIM. Selain itu, Persebaya memainkan garis pertahanan yang lebih
rendah ke timbang laga sebelumnya melawan Persepam Madura Utama (11/5).
"Satu poin yang harus kita
syukuri, mengingat tuan rumah terus menekan kami sepanjang pertandingan. Apalagi,
ada beberapa pemain kami yang cedera karena kerasnya tensi pertandingan tadi
(kemarin, Red)," kata asisten pelatih Persebaya Ahmad Rosidin setelah
pertandingan.
Pada babak kedua, PSIM bermain
lebih menekan karena sudah tertinggal. Apalagi, laga sebelumnya mereka kalah
dalam away melawan Madiun Putra 2-3 (12/5). Selain itu, selama ini mereka
memang memiliki tren bermain lebih baik dan mencetak gol pada babak kedua.
Sebelum melawan Persebaya, lima di antara tujuh gol yang disarangkan PSIM dalam
empat laga di Liga 2 terjadi pada babak kedua.
Dan, kemarin mereka mempertegas
status sebagai tim bermesin diesel yang lebih panas dan berbahaya ketika
memasuki babak kedua. Pada menit ke-52, berawal dari tusukan Rangga Muslim yang
mengelabui bek kiri Persebaya Abdul Aziz dan melepas umpan silang yang diselesaikan
menjadi gol oleh Engkus Kuswaha.
Setelah itu, PSIM terus menekan.
Beberapa kali mereka mendapat peluang, namun dimentahkan kiper Persebaya Dimas
Galih. Kegagalan meraup poin penuh itu membuat pelatih PSIM Erwan Hendarwanto
kecewa. Padahal, pada 20 menit terakhir, Persebaya sudah kehabisan tenaga dan
terus-menerus tertekan. Namun, kenyataannya, tidak ada serangan yang berbuah gol
hingga peluit panjang dibunyikan.
"Para pemain terlalu
berhatihati. Mereka juga sadar bahwa kemampuan serangan balik Persebaya cukup
cepat. Itu yang membuat kami tidak menyerang frontal sekalipun mengetahui
kondisi mereka sudah menurun," ujar pelatih berjuluk Special Wan tersebut.
Selain fisik yang masih drop,
problem Persebaya dalam laga kemarin adalah banyaknya pelanggaran yang
dilakukan di dekat area penalti. Selama babak kedua, setidaknya ada enam sepakan
bebas di dekat area penalti dan membahayakan gawang Persebaya. (io/c4/ham)
Story provided by Jawa Pos
<