BEGITU gol Rishadi Fauzi tercipta
pada menit ke-26, suasana gegap gempita terjadi di Wisma Karanggayam, Surabaya.
Yel-yel, chant, dan lagu-lagu khas Bonek makin kencang dinyanyikan. Ratusan
Bonek dan warga sekitar Karanggayam larut dalam acara nonton bareng (nobar)
itu.
Ya, Wisma Karanggayam merupakan
satu di antara empat tempat yang menjadi lokasi nobar resmi Persebaya saat
melawan PSIM Jogjakarta kemarin. Selain itu, nobar digelar di Coffee Toffee JX,
Comedy Coffe Sutos, dan Coffe Cafe di Mercure Grand Mirama.
Larangan dari panpel PSIM kepada
Bonek untuk menonton langsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, kemarin membuat
banyak pendukung Persebaya tidak berangkat. Meski demikian, sebagian dari
mereka tetap berangkat tanpa menggunakan atribut Bonek.
Namun, suasana nobar di empat
lokasi itu berjalan seru. "Sangat luar biasa, Mas. Rasanya seperti hidup
kembali semangat di sini," kata Mat Ali, salah seorang penjaga Wisma
Karanggayam.
Sejak Persebaya berkandang di Gelora
Bung Tomo, suasana semarak kurang berdenyut di Karanggayam. Stadion Gelora 10
No vember berdiri hanya seperti museum masa lalu. Terkadang, denyut terasa
ketika Kompetisi Kapal Api Persebaya berjalan atau PS Kota Pahlawan bermain di
Liga 3 Kapal Api Jatim.
Nobar di Coffee Toffee JX juga
tidak kalah seru. Dengan membayar Rp 50 ribu, penonton bisa mendapatkan
fasilitas menonton dengan layar raksasa dan segelas ice coffee. "Seru dan
meriah. Saya puas dengan fasilitasnya karena sebanding dengan biayanya," ujar
Khulaf Muklason, Bonek dari Krian.
Tidak hanya menonton pertandingan.
Saat rehat, suasana di Coffee Toffee JX juga tidak mengendur ketika panitia mengadakan
games dan pembagian doorprize. (dit/nic/c16/ham)
<
Story provided by Jawa Pos
<