BOLEH saja Persebaya Surabaya
berangkat ke Jogjakarta dengan kepercayaan diri tinggi setelah kemenangan
perdana di grup 5 Liga 2 atas Persepam Madura Utama 3-1 (11/5). Tapi, itu belum
cukup sebagai modal menantang PSIM Jogjakarta sore ini (siaran langsung TVOne
pukul 15.00 WIB).
Penyebabnya, ketika bermain di
Stadion Sultan Agung, Bantul, PSIM selalu menang dalam dua laga terakhir.
Selain itu, klub berjuluk Laskar Mataram tersebut bersama Martapura FC
merupakan tim paling produktif mencetak gol di grup 5 dengan koleksi tujuh gol.
"Kami akan menghadapi tim dengan
salah satu lini serang terbaik di grup 5. Butuh lebih dari sekadar semangat untuk
meredam mereka di kandangnya," kata Ahmad Rosidin, asisten pelatih Persebaya,
kemarin.
Nah, dari tujuh gol itu, empat
gol dicetak dua ujung tombak mereka, Engkus Kuswaha (2 gol) dan Krisna Adi (2
gol). Fakta lainnya, empat dari tujuh gol PSIM tercipta di atas menit ke-70.
Itulah kondisi yang patut diwaspadai Green Force, julukan Persebaya.
Ya, Persebaya punya catatan lebih
sering kebobolan di atas menit ke-70. Bahkan, dalam dua laga terakhir,
Persebaya selalu kebobolan di atas menit ke-70. Melawan Martapura, Aidil Bogel
membobol gawang Persebaya pada menit ke- 77 dan 90. Lalu, menghadapi Persepam,
gol Kasim Botan tercipta pada menit ke-73.
"Hampir tidak mungkin
memperbaiki fisik pemain dalam waktu singkat. Yang menjadi fokus kami saat ini
adalah membenahi mental pemain agar bisa tampil enjoy dalam pertandingan besok
(hari ini, Red)," kata Ahmad.
Benteng pertahanan Persebaya yang
selama ini jadi catatan khusus perlu berhati-hati kepada Engkus dan Krisna.
Pelatih PSIM Erwan Hendarwanto sangat jeli dalam memainkan keduanya. Mereka
tidak bertabrakan peran. Engkus biasanya jadi starter dan Krisna supersub.
Meski sering turun sebagai
pengganti, Krisna mencetak gol penting. Ketika menang 3-2 atas Martapura, dia
mencetak gol pada menit ke-83 alias dua menit setelah masuk lapangan. Lalu,
saat menang 2-0 atas Persinga, dia masuk pada menit ke-69 dan mencetak gol tiga
menit kemudian.
Selain lini serang, PSIM punya
keunggulan dengan kecepatan tiga gelandangnya dalam skema 4-2-3-1. Terutama
sayap mereka yang sangat mungkin ditempati Rangga Muslim dan Dicky Prayoga.
Keunggulan lain Dicky adalah sepakan bebasnya yang mematikan.
Namun, bukan berarti tidak ada
celah bagi tamu untuk pulang membawa angka. Sebab, kendati daya serang tajam,
pertahanan PSIM juga rentan bocor. Faktanya, mereka telah kebobolan enam gol
dari empat laga, terburuk di grup 5 bersama Persepam.
Dengan situasi itu, kalau
Persebaya bisa mencuri gol cepat pada babak pertama dan memainkan pressing
garis tinggi seperti melawan Persepam, peluang menang terbuka. Dengan catatan,
setelah itu, Persebaya mampu menjaga ritme. Sebab, PSIM menunjukkan bahwa
mereka tim yang lebih berbahaya di babak kedua dalam empat laga
terakhir.(io/c17/ ham)
<
Story provided by Jawa Pos
<