Perbaiki Ansitipasi Bola Mati dan Manajemen Permainan di Ujung Laga
Tiga poin yang sudah di depan mata sirna. Keunggulan 2-1 Persebaya atas Madura United buyar pada menit ke-92 menit 17 detik. Hanya kurang 43 detik dari akhir tambahan waktu tiga menit. Berawal dari kemelut tendangan penjuru, bek Madura United Cleberson berhasil menyamakan kedudukan.
Dua gol dari Silvio Junior dan Sho Yamamoto pun menjadi sia-sia.
Hasil itu begitu menyesakkan. Kebobolan di ujung laga yang membuyarkan kemenangan, tidak hanya musim ini. Sudah sering terjadi sejak musim lalu. Pun demikian halnya dengan kemasukan melalui skema bola mati.
”Setelah pertandingan melawan Madura United, kami langsung melakukan pertemuan manajemen,” kata Azrul Ananda, Presiden Klub Persebaya. ”Kami percaya kami memiliki tim yang punya potensi luar biasa. Kami akan melakukan evaluasi bersama tim pelatih. Kami meminta tim pelatih untuk segera membenahi dua hal. Pertama skema pertahanan set piece, kedua manajemen permainan pada menit-menit akhir, karena ini seperti menjadi habit yang tidak menyenangkan,” lanjutnya.
Salah satu hasil yang menyesakkan musim lalu adalah ketika Persebaya ditahan imbang Persija 3-3. Sampai ujung pertandingan, Persebaya unggul 3-1, saat Persija bermain dengan 10 pemain. Namun, skor akhirnya imbang 3-3 karena Persija memasukkan dua gol melalui bola mati di ujung laga dan injury time.
Ada juga pertandingan melawan Persela Lamongan yang Persebaya ditahan imbang 2-2 melalui gol injury time. Dua hasil seri karena gol di ujung laga itu menjadi momen Persebaya terlempar dari persaingan juara.
Musim ini, dari tiga pertandingan yang sudah dijalani, Persebaya selalu kemasukan dari bola mati. Termasuk laga melawan Madura United tadi.
”Kami memiliki pemain-pemain muda yang punya bakat luar biasa. Kami percaya tim pelatih bisa melakukan itu (perbaikan set piece dan manajemen permainan menit akhir), membawa tim ini terbang tinggi,” tutup Azrul. (*)