Dua klub pendiri PSSI, dua klub inisiator KLB PSSI awal tahun lalu, Persis Solo dan Persebaya Surabaya, akan menggelar laga persahabatan Sabtu besok (24/6). Bertempat di Stadion Manahan, laga bertajuk Fire of Hope itu akan menjadi persiapan akhir kedua tim menyambut Liga 1 2023/2024.
Hubungan Persis dan Persebaya memang terbilang istimewa. Baik manajemen, maupun suporternya. Dekat dan hangat.
Saat sepak bola tanah air terguncang akibat Tragedi Kanjuruhan, manajemen Persis dan Persebaya menjadi motor transformasi sepak bola tanah air. Bajol Ijo dan Laskar Sambernyawa berkirim surat ke PSSI untuk segera melaksanakan KLB. PSSI pun memasuki era baru penuh harapan seperti saat ini.
Manajemen kedua tim sebelumnya juga berkolaborasi dalam merchandising. Wani Sakjose, demikian tagline kolaborasi kedua klub. Pertemuan antar manajemen juga sangat sering dilakukan demi kemajuan kedua klub dan sepak bola Indonesia pada umumnya.
Dalam hal persuporteran, Bonek dan suporter Persis termasuk yang paling mesra hubungannya. Dulu sekali pernah ada sejarah pertikaian. Namun, hal itu sudah dikubur dalam-dalam. Penanaman Pohon Cinta pada 2011 adalah salah satu momen penting dalam perdamaian suporter Surabaya-Solo.
Laga persahabatan Persis vs Persebaya di Manahan besok menegaskan persaudaraan Solo-Surabaya itu. Kian istimewa, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, mengundang Bonek untuk menyaksikan langsung friendly game di Stadion Manahan.
”Saya sudah bertemu Mas Azrul (Azrul Ananda, CEO Persebaya), kami sepakat suporter Persebaya bisa hadir di pertandingan besok,” kata Walikota Gibran dalam rapat koordinasi di Mapolresta, Solo (22/6). ”Mari kita jaga bersama keamanan Solo, kuota untuk teman-teman Surabaya 500 pas, tidak 501 atau 502. Dan semua harus datang secara terkoordinir,” lanjutnya.
Mas Gibran menyebut persaudaraan Solo-Surabaya adalah sesuatu yang istimewa. Harus terus dijaga. Termasuk untuk pertandingan besok.
”Untuk teman-teman di Solo kita welcome yang dari Surabaya dengan terbuka. Kita tahun lalu di GBT disambut dengan sangat baik,” kata Gibran.
Tentang kuota untuk Bonek yang hanya 500, itu diputuskan karena sepak bola tanah air masih dalam masa transisi. Masih dalam pengawasan FIFA karena tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. Jumlah yang dibatasi itu ditetapkan untuk meminimalisir risiko. Bahkan, dalam Liga 1 mulai 1 Juli nanti, PSSI telah memutuskan tidak boleh ada suporter tim tamu yang datang ke stadion.
Untuk memastikan kuota 500 pendukung Persebaya dipatuhi, Polresta Surakarta akan mengambil tindakan tegas kepada setiap suporter yang tidak terkoodinir yang datang ke kompleks Stadion Manahan. ”Humanis tapi tegas, kami akan langsung memulangkan suporter yang tidak terkoordinir dan tidak bertiket. Penjagaan juga akan kami lakukan sejak perbatasan masuk kota Solo,” kata Wakapolresta Surakarta AKBP Catur Cahyono.
Manajemen Persebaya sendiri membagikan kuota 500 tiket untuk Bonek di Surabaya dan Jawa Tengah. Keberangkatan Bonek dari Surabaya akan dikoordinir oleh masing-masing tribun. Besok akan berangkat pada Sabtu siang bersama-sama dari ruas jalan frontage depan RSAAL dr. Ramelan, Surabaya.
”Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas undangan Mas Gibran bagi Bonek untuk menyaksikan uji coba Persebaya vs Persis di Manahan. Untuk teman-teman Bonek, mari kita jaga kepercayaan ini, menjadi tamu yang baik dengan hanya berangkat terkoordinir bersama tribun sesuai kuota. Pertandingan disiarkan langsung Indosiar, yang tidak kebagian tiket bisa nonton televisi,” kata Azrul Ananda, CEO Persebaya. (*)