PRIA
bernama Edson Arantes do Nascimento mungkin tidak terlalu banyak dikenal.
Namun, jika nama Pele disebut, pasti para pecinta sepak bola sejagat langsung
paham. Pele, adalah nama sapaan Edson Arantes do Nascimento yang tengah menjadi
perhatian pemain-pemain Persebaya jelang laga perdana babak 16 besar Liga 2.
<
Ya,
selain fokus berlatih keras di lapangan menjelang pertandingan perdana Liga 2
pada 22 September mendatang, Persebaya memiliki bentuk latihan yang lain. Misalnya,
menonton film bersama lantas berdiskusi.
<
Itu
terlihat kemarin (18/9). Setelah melakukan latihan fisik dan teknik pada pagi
hari di Stadion Jenggolo, Sidoarjo, para pemain dikumpulkan lagi pada sore
harinya. Berkumpul di salah satu ruang apartemen di kawasan Surabaya Barat,
skuad Green Force nobar (nonton bareng) film berjudul Pele: Birth of a Legend.
Sebanyak 24 pemain dibagi jadi empat kelompok untuk menonton film tersebut secara
bergantian.
<
Kelompok
pertama terdiri atas enam pemain, yakni Irfan Jaya, Kurniawan Karman, Thaufan
Hidayat, M. Syaifuddin, Adam Maulana, dan Abdul Aziz. Selain menonton,
keenamnya diminta menuliskan kesan, pesan, dan pendapat tentang film yang
diproduksi pada 2016 tersebut. Sambil memegang selembar kertas dan bolpoin,
enam pemain tersebut terlihat serius menonton film itu.
<
Sesekali,
mereka mengisi kertas kosong yang dipegang dengan beberapa tulisan. Isinya
bermacam-macam, bisa kutipan dialog di dalam film, teknik bermain bola yang
dipraktikkan di film, atau juga makna tersirat yang ada. Tiap pemain dibebaskan
menulis apa pun yang berhubungan dengan film tersebut.
<
Kurniawan,
misalnya, banyak menceritakan tentang jati diri seorang Pele. Jati diri yang
berani ditunjukkan ketika banyak orang mencela gaya bermainnya. "Saya jadi
sadar, tidak perlu jadi orang lain untuk hebat. Cukup jadi diri sendiri,"
ujarnya.
<
Dia
juga salut dengan perjuangan Pele. Menurut dia, film tersebut memberinya inspirasi
di lapangan. Bahwa, kesuksesan selalu berasal dari kemauan keras dan pantang menyerah.
"Memotivasi saya untuk terus melakukan yang terbaik. Pele yang bukan
siapa-siapa jadi legenda karena itu," katanya.
<
Adam
setuju dengan pendapat Kurniawan. Menurut dia, film itu cukup memberikan
semangat bagi pemain muda seperti dirinya. Pele yang berasal dari keluarga
miskin, lanjut Kurniawan, bisa jadi legenda karena punya semangat dan tekad
yang kuat. "Pele memberi bukti bahwa usia muda bukan halangan untuk ikut
mengharumkan nama bangsa. Luar biasa pokoknya," ungkapnya.
<
Staf
pelatih Persebaya Noor Arief menjelaskan, tujuan diadakan nobar tersebut adalah
meningkatkan rasa kepercayaan diri pemain. Pemain juga diharapkan berani
mengemukakan pendapat di depan umum. "Kelompok-kelompok itu berdiskusi tentang
film. Di situ intinya mereka harus berpendapat, harus bicara," jelasnya.
<
Selain
itu, film Pele: Birth of a Legend dipilih untuk memberikan motivasi kepada
pemain. Kisah hidup yang ada di dalamnya yang tentu masih berhubungan dengan
sepak bola sangat tepat untuk pemain Persebaya. Apalagi, sebagian besar masih berusia
muda yang butuh motivasi untuk meraih mimpi. "Biar mereka sadar kesuksesan
tidak datang tiba-tiba. Juga bisa untuk variasi latihan, biar mentalnya tidak
jenuh jika digembleng fisik terus," kata Noor Arief. (rid/c17/tom)
<
Story provided by Jawa Pos