Pertandingan 97th Anniversary Game pada Sabtu (29/6) lalu menjadi momen istimewa bagi Kasim Botan. Untuk kali pertama, ia bermain ditonton ibunya, Surana Alhadas, di Stadion Gelora Bung Tomo.
Butuh effort ekstra bagi Ibunda Kasim untuk bisa menonton langsung di Stadion Gelora Bung Tomo. Berasal dari Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur, tidak banyak penerbangan untuk ke Surabaya.
”Kalau pesawat satu kali dalam sehari, itu pun sangat sulit dapat tiket. Kemarin keluarga ke sini naik jalur laut. Dari Pulau Adonara ke Kupang satu malam, dari Kupang ke Surabaya satu malam lagi," jelas Kasim.
Ibu Kasim datang ke Surabaya bersama dua adiknya, Ijam Botan dan Atikah Botan. Mereka sudah lama ingin datang ke Surabaya dan menonton langsung Kasim main di GBT. Namun, baru kali ini keinginan itu terwujud.
”Kemarin ibu bilang mau datang, tanpa berlama-lama saya langsung belikan tiket untuk ke sini," ucap Kasim.
Naik kapal laut dari Pulau Adonara ke Surabaya memang memakan waktu yang panjang. Namun, tiketnya paling gampang didapatkan. Sebab, untuk tiket pesawat, dari Pulau Adonara ke Kupang harus pesan jauh-jauh hari.
Karena sudah di Surabaya, Kasim benar-benar memanjakan ibu dan kedua adiknya. Setelah pertandingan persahabatan melawan Persibo, ia mengajak ibu dan adiknya ke lapangan untuk berfoto bersama. Besoknya, ia mengajak ibu dan adiknya jalan-jalan di Surabaya.
Tunjungan Plaza, Kebun Binatang, Monumen Tugu Pahlawan sudah dikunjungi. Beberapa landmark lain juga akan dikunjungi. Tidak ketinggalan, ia juga belanja banyak oleh-oleh untuk kerabat dan tetangga di kampung. Salah satu yang paling banyak di pesan adalah jersey Persebaya. Kasim pun harus borong di Persebaya Store.
"Banyak sekali kemarin yang pesan, hampir satu kampung, terutama anak-anak kecil. Kemarin sudah beli nyicil 5-6 buah, besok kalau mau balik nambah lagi," ujar Kasim.
Musim ini akan menjadi tahun kedua Kasim di Persebaya. Pemain yang bisa main di posisi winger maupun full back itu menyebut kedatangan keluarganya ke Surabaya memberikan motivasi ekstra pada dirinya. (*)