Latihan berat dijalani skuad Persebaya sejak 15 Juni lalu. Kadang, dalam sehari ada dua kali sesi latihan, pagi dan sore. Tim pelatih Persebaya memiliki sejumlah trik untuk menjaga suasana enjoy di tim. Salah satunya adu penalti pada akhir sesi latihan.
Hal itu dilakukan dalam dua sesi latihan terakhir di Lapangan B, Kompleks Gelora Bung Tomo. Pemain dibagi dalam dua tim, mereka memiliki eksekutor maupun kiper masing-masing.
Malik Risaldi dalam sesi latihan game. (Persebaya)
Meski latihan, suasana menjelang eksekusi cukup tegang. Kedua tim tidak mau kalah, karena kalau kalah bisa jadi bahan ledekan teman-temannya. Namun, juga sangat seru, karena pemain bisa berlatih menghadapi situasi penalti dalam kondisi yang gembira.
”Dalam satu-dua minggu terakhir, insensitas latihan tinggi, ada yang satu hari dua kali. Pemain butuh relaksasi dengan sesi game ini. Mereka terlihat enjoy,” jelas Paul Munster, pelatih kepala Persebaya. ”Minggu depan kita mulai menurunkan intensitas,” sambungnya.
Mikael Tata mempertahankan bola dari rebutan Muhammed Rashid dalam sesi latihan game. (Persebaya)
Saat adu penalti dalam sesi latihan sore Kamis lalu (11/7), Ernando Ari bergaya ala Amiliano Martinez, kiper Argentina saat juara Piala Dunia, setelah menggagalkan eksekusi penalti pemain jebolan Persebaya U-15 Paulinus Apli Kapli. Meski masih sangat muda, karena punya potensi, ia mendapatkan kesempatan untuk berlatih bersama tim senior.
Menghadapi Ernando yang punya track record menggagalkan penalti pemain timnas Australia maupun Korea Selatan di ajang resmi, tentu saja bukan sesuatu yang mudah bagi Paulinus. Tembakan Paulinus ke sisi kiri gawang berhasil di blok Nando yang langsung berjoget ala Martinez. Persis seperti yang ia lakukan setelah menggagalkan eksekusi pemain Korea Selatan pada April lalu di Piala Asia U-23.
Gilson Costa selebrasi sebelum mengeksekusi tendangan penalti. (Persebaya)
Nando dan rekan-rekannya di tim hijau langsung larut dalam suka cita setelah memenangi adu penalti. Termasuk Flavio Silva, penyerang anyar Persebaya yang dikenal kocak. ”No mercy, winning again (tidak ada ampun, harus menang lagi),” kata Flavio yang berasal dari Portugal.
Game seperti itu menurut pemain sangat menarik. Bisa menjadi ice breaking. ”Seru, latihan dengan suasana yang enjoy seperti ini bisa membuat tim semakin solid,” kata Oktafianus Fernando, gelandang serang Persebaya. (*)