KOMITMEN damai antara Bonek dan
perguruan silat PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) sudah disepakati 1
Oktober di Mapolrestabes Surabaya. Meski begitu, demi mengantisipasi insiden yang
tidak diinginkan terulang, tret-tet-tet ke Jember melawan Persigo Semeru FC hari
ini dibuat satu gelombang.
<
Rombongan Bonek berangkat bersama-sama
dan mendapat pengawalan dari kepolisian. Antisipasi itu dilakukan sesuai dengan
kesepakatan hasil rapat koordinasi pada Senin (2/10). "Kami hanya ingin
menghindari kemungkinan adanya gesekan saja, tidak lebih dari itu," ujar
Wakasatintelkam Polrestabes Surabaya Kompol Edy Kresno kemarin.
<
Keberangkatan dilakukan dini hari
tadi pukul 02.00 WIB dari depan Mapolda Jatim. Rombongan Bonek yang
diperkirakan seribu orang berangkat ke Jember dengan menggunakan berbagai moda
transportasi. Misalnya, bus, mobil pribadi, dan menyewa angkutan umum.
<
Mereka dikawal sekitar 11
kendaraan, yakni 2 mobil Patroli Jalan Raya (PJR), 3-4 truk dari SSK Dalmas Polda
Jatim, 1 mobil provos, dan 1 mobil yang berisi Bonek Hoofdbureau. Plus satu
truk untuk mengangkut Bonek yang biasanya melakukan estafet saat tret-tet-tet.
<
Meski begitu, pria yang juga
ketua Bonek Hoofdbureau itu kurang sependapat jika apa yang dilakukan Polrestabes
Surabaya tersebut sebagai bentuk pengawalan. Dia lebih ingin disebut mengantar.
"Saya yakin, komitmen damai yang sudah ada antara PSHT dan Bonek benar-benar
terjadi. Kami harap tidak terjadi apa pun, damai-damai saja," tuturnya.
<
Ujang Ilyas, koordinator Bonek Campus,
berharap tidak akan masalah sepanjang perjalanan. Dia berharap, Bonek maupun pesilat
PSHT saling legawa dan memaafkan agar tidak terjadi lagi bentrok yang memakan
korban. "Takutnya, yang tidak tahu apa-apa malah menjadi korban. Ya, saya
berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua," harapnya.
(rid/c4/ham)
<
Story provided by Jawa Pos