BEGITU sepakan penalti Zulfikar Achmad menembus gawang Pelindo III yang dikawal M. Rizqi Santoso, para pemain dan ofisial Indonesia Muda (IM) langsung berselebrasi. Klub yang berdiri sejak 1930 itu unggul 4-2 dalam adu penalti atas Pelindo III setelah imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu.
Ya, dengan kemenangan itu, IM berhak menjadi juara Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) 2017. Artinya, mereka mengakhiri puasa gelar di kompetisi internal Persebaya selama 27 tahun. Kali terakhir mereka merebutnya pada 1990 setelah mengalahkan Suryanaga.
Bukan hanya juara, IM juga memborong banyak gelar di Kompetisi Kapal Api Persebaya tahun ini. Striker Ariel Sharon menjadi top scorer kompetisi dengan 16 gol dan kiper Moch. Ulul Arhari terpilih sebagai pemain terbaik.
Bertanding di Lapangan Persebaya, IM lebih dulu unggul melalui gol Ariel Sharon pada menit ke-54 setelah menerima assist M. Kholis Sabilah. Tak berselang lama, Pelindo III membalas melalui sepakan bebas M. Baressy Ramadhandhi pada menit ke-60.
Selama waktu normal, IM bermain lebih baik dan menyerang ketimbang lawannya. Tapi, performa hebat kiper Pelindo III M. Rizqi Santoso membuat para pemain IM kesulitan. Tercatat, setidaknya ada tujuh sepakan IM yang mampu diantisipasi Rizqi.
''Kemenangan ini sangat istimewa. Saya instruksikan untuk memanfaatkan lebar lapangan. Anak-anak sempat bermain tegang. Sebab, lawan hari ini (kemarin, Red) penampilannya sangat bagus,'' ujar pelatih IM Seger Sutrisno kemarin.
Dia bersyukur, setelah mencetak gol, ketegangan para pemain berkurang. Termasuk ketika perpanjangan waktu 2 x 10 menit dan adu penalti. Ketika adu penalti, semua eksekutor IM mampu menjalankan tugas dengan baik. Sementara itu, ada dua eksekutor Pelindo III yang gagal.
Kegagalan pertama terjadi pada penendang kedua, Moch. Baressy Ramadhandhi, yang sepakannya membentur mistar gawang. Situasi yang membuat ketegangan semakin terasa. Penendang ketiga Muhammad Derju B. memang mampu mencetak gol, tapi eksekutor keempat Michael Fritsman gagal karena ditepis kiper IM.
Di sisi lain, asisten pelatih Pelindo III Adun Junaedi menyatakan tidak memberikan beban kemenangan bagi timnya. ''Persiapan juga sudah maksimal, tapi situasi latihan dan di lapangan memang berbeda. Skema main kami rusak saat menit-menit akhir. Kami hanya main delapan orang, termasuk penjaga gawang, dua cedera dan kapten (Wahyu Setiyanto) terkena kartu merah,'' jelas Adun.
Sementara itu, Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda yang hadir dalam final kemarin menilai itu laga yang menghibur. Bahkan jumlah penontonnya, menurut dia, lebih banyak ketimbang jumlah penonton banyak klub di Liga 2 selain Persebaya.
''Surabaya paling konsisten melakukan pengkaderan. Ini tahun pertama dipegang oleh manajemen baru. Setelah ini akan kami evaluasi agar ke depannya lebih baik,'' ujar Azrul. ''Persebaya harus bersyukur karena di sini banyak kader. Yang pasti, stok pemain di pastikan tidak akan pernah kehabisan,'' imbuhnya. (nic/c19/ham)
SELEBRASI: Ekspresi kegembiraan para pemain Indonesia Muda setelah melewati momen adu penalti melawan Pelindo III di ajang final Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) 2017 di lapangan Persebaya kemarin sore. (Foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
MUDA DAN TAJAM: Striker Indonesia Muda Ariel Sharon menjadi top scorer Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) 2017 dengan torehan 16 gol. (Foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
CEKATAN: Kepiawaiannya di bawah mistar membuat kiper Indonesia Muda Moch. Ulul Arhari dinobatkan sebagai pemain terbaik pada Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) 2017. (Foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
Story provided by Jawa Pos