SURABAYA - Variasi latihan dijalani tiga kiper Persebaya
Surabaya di lapangan Polda Jatim kemarin sore (27/10). Pelatih kiper Miftahul
Hadi memberikan dua porsi latihan teknik yang berbeda. Pertama, berlatih
menahan laju bola tenis. Kedua, mengantisipasi bola yang licin karena basah.
"Kiper dipaksa untuk bisa menyelamatkan tendangan. Antisipasinya harus cerdas.
Dengan kondisi itu (cepat dan licin, Red), jadi lebih sulit menangkap bola,"
kata Hadi.
<
"Ini kan sudah mau masuk musim hujan. Jadi, kami juga sedia payung
sebelum hujan," tutur mantan pelatih kiper Persela Lamongan dan Persegres
Gresik United itu. Metode latihan tersebut membuat Miswar Saputra, Dimas Galih,
dan Samuel Reimas harus berjibaku mengamankan gawang. Mereka harus menghalau
bola tenis yang dilempar atau kadang dipukul dengan raket oleh Hadi dari dalam
kotak penalti.
<
Untuk latihan menghalau bola licin, Hadi menaruh terpal di
area penalti. Atasnya diisi air seolah menghasilkan genangan. Pelatih kiper 51
tahun itu mengarahkan bola tendangannya secara acak. Meski bola tidak sampai
mengenai langsung air, kecepatannya bertambah. Cipratan air membuat bola
semakin licin. "Kalau bola seharusnya bisa masuk, tapi kiper menyelamatkan, itu
luar biasa. Semua kiper menunjukkan peningkatan yang bagus," kata Hadi.
<
Hasil latihan tersebut tampak kala para pemain Persebaya
melakoni sesi tembakan ke gawang. Saat gawang tanpa kiper, Rendi Irwan dkk
dengan mudah menceploskan bola setelah menerima umpan silang dari samping.
Namun, begitu ada kiper di bawah mistar, tak banyak yang bisa mencetak gol.
Hanya lima pemain yang mampu menceploskan bola. Mereka adalah Mei Handoko
Prastiyo, Nerius Alom, Oktafianus Fernado, M. Syaifuddin, dan Irfan Jaya.
<
Miswar mengaku mendapatkan pelajaran berharga dari model latihan seperti itu. Dia merasa kemampuan refleksnya semakin cepat. Terutama saat harus menghalau bola yang meluncur melewati genangan air. "Saat ada genangan di depan gawang, saya harus berani maju untuk mengamankan. Karena bola yang menggelinding tidak semulus biasanya. Sangat mungkin berubah arah. Dengan kondisi itu, kiper memang harus berani untuk mengambil risiko," ungkap kiper dengan tinggi 183 cm tersebut. (dit/c9/ca)