KETIKA grup X babak 8 besar Liga 2 sudah menemukan satu tim yang lolos ke semifinal, yakni PSMS Medan, grup Y masih belum juga kickoff. Terlalu banyak drama di grup yang dihuni Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, PSPS Riau, dan PS Mojokerto Putra itu.
Semula Stadion Patriot, Bekasi, menjadi venue pertama yang
ditunjuk sebagai tuan rumah grup Y. Lalu tiba-tiba bertukar venue menjadi
Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. Begitu para kontestan berangkat ke Cikarang,
izin pertandingan tidak turun dan terpaksa pindah lagi.
Nah, sekarang Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung,
yang ditunjuk sebagai venue. Selama kickoff belum berlangsung, belum ada jaminan itulah venue grup Y untuk
babak 8 besar. Situasi tersebut tentu membingungkan bagi pelatih dalam meramu
program, bagi manajemen dalam mengatur pengeluaran, dan bagi pemain.
Tentu saja, pendukung empat klub itu juga mengalami
ketidakpastian. Situasi seperti itu tidak boleh membuat Persebaya kendur
semangat. "Kalau stres iya. Tapi, kami mencoba menghadapi permasalahan ini
dengan tenang," kata kapten Persebaya Rendi Irwan.
Agar para pemain bisa lebih rileks dan tetap fokus menghadapi
pertandingan pertama melawan PSIS Semarang pada 15 November nanti, psikolog tim
Persebaya Afif Kurniawan telah menyiapkan program. "Jelas, jadwal babak 8
besar yang sering ditunda membuat pemain tidak happy," katanya.
Karena itu, dalam beberapa hari terakhir, terus diadakan
beberapa kegiatan yang membuat para pemain tenang. "Misalnya doa bersama
dan sharing pengalaman. Nanti malam (tadi malam, Red) saya akan adakan
kelas psikologi. Fungsi diadakan kelas itu lebih ke fun saja, jadi
biar pemain bisa tetap happy dan fokus," lanjut Afif.
Soal program latihan, pelatih Angel Alfredo Vera mengakui,
ada beberapa program yang seharusnya dipakai untuk pertandingan, tapi terpaksa
diganti. "Saya tetap melatih mereka seperti biasa. Yang jelas, saya
mencoba memberikan program yang nyaman saja agar pemain tidak stres,"
jelas pelatih asal Argentina itu.
Senada dengan sang pelatih, Manajer Persebaya Chairul Basalamah
mengatakan, jadwal yang tertunda itu membuat mental tanding para pemain
berubah. Sebab, ketika sudah disiapkan bermain, mereka urung turun ke lapangan.
Karena itu, Persebaya sempat meliburkan latihan agar pemain bisa istirahat dan
menenangkan diri. (rid/c9/ham)
Story provided by Jawa Pos