Pada 7 Februari lalu, genap satu tahun Persebaya Surabaya ditangani oleh manajemen baru yang lebih profesional di bawah kendali Presiden Klub, Azrul Ananda. Dalam momentum tersebut, Official Persebaya memberikan kesempatan kepada para bonek untuk menyampaikan pertanyaan langsung kepada Presiden Klub tentang Persebaya. Berikut adalah 6 pertanyaan terpilih yang menurut kami mewakili ratusan pertanyaan yang masuk.
PERTANYAAN: Apa rencana jangka pendek dan jangka panjang sebagai Presiden untuk Persebaya yang berkompetisi di bawah ketidakpastian. Target 2 tahun dan target 5 tahun kedepan?
JAWABAN: Saya percaya, mengelola klub maupun pemerintahan tetap harus seperti mengelola perusahaan. Jadi ada target jangka pendek (1 tahun), menengah (3 tahun), dan panjang (5 tahun). Kemudian ada visi masa depan lebih jauh dari itu.
Untuk satu tahun ke depan, tentu target kita adalah menjadi tim promosi yang kompetitif di Liga 1. Saya pribadi tidak muluk-muluk, bersaing mendekati papan atas, dalam hal ini di kisaran lima besar, sudah bagus. Walau tim pelatih dan pemain mungkin punya target lebih tinggi, dan itu bagus! Kalau ada peluang lebih baik, ya harus dikejar.
Saya mengumpamakan targetnya bukan bintang, tapi dekat bintang. Kalau ternyata memang bisa menembak dekat bintang, ya kita kejar.
Untuk tiga tahun, targetnya adalah memiliki PT Persebaya Indonesia yang strukturnya lebih komplet. Dalam artian bukan hanya tim, melainkan struktur organisasinya sebagai PT. Struktur manajemen yang baik, yang bukan hanya satu-dua orang, adalah fondasi terpenting untuk mengembangkan Persebaya secara utuh. Di Indonesia banyak yang jago bikin tim, tapi tak banyak bisa membangun struktur tim. Ini tidak bisa instan satu tahun seperti membeli pemain. Harus lebih bertahap.
Untuk lima tahun, harapannya Persebaya jadi tim yang punya fondasi solid. Timnya konsisten di barisan atas, syukur Alhamdulillah kalau sudah merebut juara. Struktur organisasinya solid dengan performa perusahaan yang baik, sehingga bisa terus memikirkan satu, tiga, dan lima tahun selanjutnya.
Ini yang namanya sustainable. Bukan satu-dua tahun meledak lalu hilang.
Kalau punya struktur management yang solid, dan tim yang solid, maka ketidakpastian hal-hal di luar bukanlah masalah.
PERTANYAAN: Untuk menuju klub professional standard AFC, rencana apa saja yg disiapkan? Apa tidak ada rencana memiliki stadion sendiri? Minimal fasilitas mess ataupun latihan sendiri. Mengingat pengalaman DBL yang sudah berhasil membuat DBL Arena. Lalu bagaimana plan soal usia dini dan akademi?
JAWABAN: Saya rasa Persebaya tidak akan punya masalah memenuhi standar-standar yang dituntut oleh AFC. Tinggal melihat apa saja daftar yang harus dipenuhi, dilakukan. Kalau ada masalah yang menghalangi, ya dipikirkan solusi praktis dan jangka panjangnya. Yang penting niatnya.
Untuk membangun stadion sendiri, tentu semua klub punya impian ke sana. Begitu pula memiliki fasilitas tempat tinggal dan latihan yang modern. Itu masuk target masa depan. Tapi kalau tidak punya fondasi solid, khususnya secara struktur management, bagaimana bisa berpikir ke sana? DBL punya fondasi solid, makanya bisa ke mana-mana. Ha ha ha…
Soal usia dini dan akademi, saya rasa Persebaya tidak ada duanya di Indonesia. Tahun ini saja kami punya PS Kota Pahlawan, U19, dan usia-usia lebih muda. Kompetisi internal juga sudah berjalan sebelum Liga 1. Tinggal bagaimana terus memperbaiki kualitas dan integrasinya sehingga Persebaya punya piramid pembinaan yang kokoh.
PERTANYAAN: Apa solusi Presiden soal distribusi tiket. Karena Bonek tidak hanya dari Surabaya. Apakah tidak memperhitungkan tiket khusus pelajar?
JAWABAN: Soal distribusi tiket, tidak ada satu pun tim di Indonesia yang punya solusi terbaik. Mengingat sepak bola ini begitu massal peminatnya, dari kalangan A, B, C, D, bahkan E. Kita bersyukur punya akses menggunakan stadion berkapasitas lebih dari 50 ribu penonton, sehingga bisa menampung lebih banyak dari kebanyakan tim lain. Tapi kapasitasnya ya tetap segitu. Kalau ada 100 ribu orang pengin menonton, ya pasti tidak bisa dipuaskan semua apa pun teknologi maupun pola distribusinya.
Di seluruh dunia, apalagi di negara-negara maju, problemnya sama. Hanya saja mereka solusinya lebih gampang. Kalau demand (permintaan) melebihi supply (tiket yang tersedia), maka solusinya ya naik harga. Semua barang kan seperti itu? Atau ada juga yang namanya variable pricing seperti tiket pesawat dan kamar hotel. Kalau demand melebihi supply, harga terus naik secara otomatis. Kalau lagi sepi, harga turun. Kalau orang bersedia bayar pesawat dan hotel seperti itu, kenapa tidak tiket sepak bola?
Ada tiket khusus, ada tiket khusus pelajar, bukanlah solusi kalau supply-nya jauuuh melebihi demand.
Tapi kita menyadari kalau di Indonesia sepak bola adalah hiburan masyarakat segala kalangan. Jadi harus memudahkan sebanyak mungkin orang untuk bisa menyaksikan secara langsung tim kesayangannya.
Karena itu kita harus bersyukur Persebaya sangat sering ditayangkan di televisi. Karena itu tak perlu bayar dan semua bisa nonton.
Saya sering bilang, dukunglah Persebaya semampu Anda. Jangan memaksakan kemampuan. Ada banyak cara untuk mendukung Persebaya.
Dan bukankah di dunia ini hanya ada dua hal yang pasti: Kita semua akan mati, dan biaya akan terus naik!
PERTANYAAN: pak kenapa kemaren mau takeover persebaya,sedangkan bisnis bapak yang lain sudah jalan dan tinggal sustainable saja, kok mau bangun mulai dari 0 untuk persebaya bahkan dengar dengar mau meninggalkan media yang bapak besarkan bersama keluarga
JAWABAN: Kenapa ingin mengambil alih Persebaya? Alasannya banyak dan tidak ada satu yang solid pasti. Pertama, kalau bisnis yang lain sudah jalan, ya harus cari tantangan atau masalah baru ha ha ha… Supaya terus bisa aktif dan aktif adalah cara supaya awet muda, walau rambut saya mulai memutih sejak ikut pegang sepak bola ha ha ha…
Kemudian, waktu itu seperti ada “panggilan." Sudah terlalu banyak contoh di Indonesia ini klub sepak bola dipegang oleh pihak-pihak yang kepentingan utamanya bukan mengembangkan klub atau bahkan sepak bola. Dan itu kemudian menimbulkan masalah-masalah non-sepak bola, bahkan masalah sosial. Persebaya adalah klub besar di Indonesia. Kalau Persebaya bisa menjadi benar-benar profesional, maka klub-klub lainnya seharusnya bisa melakukan hal yang sama.
Alasan lain: Saya sangat kagum dengan upaya manajemen lama Persebaya, dengan klub-klub anggota Persebaya. Mereka begitu teguh mempertahankan eksistensi walau memiliki banyak keterbatasan dalam berbuat, walau mendapat tekanan dari banyak pihak.
Tentu saja, saya kagum pada suporter Persebaya yang begitu banyak dan begitu cinta pada klub ini. Harus ada pihak yang mau bekerja keras untuk membalas segala upaya dan cinta itu. Semoga kami sekarang bisa membalasnya dengan mewujudkan Persebaya Selamanya.
Bisnis keluarga saya juga bukan hanya media. Yang paling kelihatan saja selama ini mungkin media. Dan semua keputusan ini tentu sudah ada pertimbangan dan lain sebagainya.
PERTANYAAN: Sebagai anak dr abah Dahlan Iskan,apakah policy yang diambil terhadap Persebaya selama ini ada pengaruh dari beliau sebagai advisory?
JAWABAN: Sebagai anak dari seorang Dahlan Iskan itu tidak gampang ha ha ha. Ada yang bilang, kalau saya sukses, itu karena bapaknya. Tapi kalau gagal, itu karena anaknya. Saya sudah sangat terbiasa dengan itu, walau saya yakin ada hal-hal yang saya lebih jago dari ayah saya ha ha ha…
Jangan salah, Pak Dahlan itu bonek sejati. Teman-teman suporter tidak perlu mengomel kalau ada yang dirasa kurang pas, karena dia termasuk orang pertama yang akan langsung mengomel ha ha ha…
Tapi, beliau bisa memisahkan diri antara sebagai bonek atau sebagai ayah Presiden Klub. Dia tidak pernah mengintervensi keputusan-keputusan saya, walau dia kadang bertanya-tanya.
Lagipula, zaman dia mengelola Persebaya dengan sekarang kan beda ha ha ha…
PERTANYAAN: Mengapa Persebaya terkesan eksklusif? Latihan jarang terbuka dan jadwal jarang diumumkan, keberangkatan dan kepulangan pemain juga tidak diinfokan. Lalu bagaimana menyikapi Bonek yg Awaydays. Kenapa tidak ada lagi 1 komando dari manajemen?
JAWABAN: Persebaya ini tim yang sangat unik. Tim besar dengan pendukung besar dan dengan perhatian media begitu besar. Alhasil, segala hal tentang Persebaya jadi jauh lebih mudah didapatkan daripada tim-tim lain. Di satu sisi ini luar biasa baik. Di sisi lain ini juga bisa menjadi ancaman bagi Persebaya. Karena orang lain tahu kita, tapi kita tak tahu kompetitor.
Jadi mohon dipahami apabila Persebaya lebih melindungi dirinya sendiri. Karena ancaman tidak hanya dari luar, tapi kadang dari sekeliling kita sendiri. Meski demikian, Persebaya tetap mencoba membuat aktivitas-aktivitas untuk tetap terbuka dengan pendukungnya. Tim lain mungkin membuka latihannya untuk ditonton, tapi mereka tidak bikin Bonek Fair, acara di mal, dan lain-lain bukan? Tinggal seperti apa pola interaksinya saja. Bahwa tim lain melakukan bukan berarti itu baik bukan?
Mengenai Away Days, kami sangat salut terhadap antusiasme suporter untuk pergi mendukung Persebaya. Kami terus memikirkan seperti apa pola terbaiknya. Tapi kami senang ada kelompok-kelompok suporter yang bikin program sendiri dengan cara yang sangat baik dan struktural. Yang tetap harus diingat: Tolong bantu Persebaya sesuai dengan kemampuan Anda. Jangan paksakan diri. Demi kebaikan semua. (*)