SUASANA penuh kekeluargaan mendominasi Blessing Game antara Persebaya Surabaya melawan Sarawak FA di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Minggu (18/3) lalu. Hadirnya ratusan anak yatim piatu dari sejumlah yayasan dan panti asuhan di Surabaya adalah salah satu yang menghidupkan suasana doa bersama dan peluncuran jersey musim baru Persebaya itu.
Panti asuhan yang hadir, masing-masing Assakinah, Al Marwah, Panti Asuhan Sumber Rejo, serta Yayasan Rumah Sejati yang salah satu pengasuhnya adalah bek Persebaya asak Brasil Otavio Dutra. Bersama para tokoh dari berbagai agama, mereka ikut mendoakan Persebaya meraih kesuksesan di kompetisi musim depan.
Selain itu, para yatim piatu itu juga diberikan kesempatan bermain bola saat pertandingan memasuki waktu turun minum. Mereka diberikan tantangan untuk merebut bola dan menggiringnya ke dalam gawang melawan Jojo dan Zoro, maskot Persebaya yang menyerupai Hiu dan Buaya.
Karena acara main bola tersebut dadakan, mereka yang turun lapangan pun juga dengan persiapan seadanya. Terutama anak-anak dari panti asuhan muslim yang harus melewati tantangan dari panitia itu, menggunakan baju koko, sarung, plus peci di kepala, dan nyeker. Saling kejar bola, ada yang terjatuh, serta selebrasi unik saat mencetak gol mengundang tawa di atas tribun.
"Mengajak anak-anak panti asuhan ke stadion adalah konsep bagus. Apalagi mereka bisa bermain bola langsung di lapangan yang juga digunakan oleh para pemain Persebaya," kata Syamsul Abadi pemimpin panti asuhan Al Marwah. "Tidak banyak klub sepak bola tanah air memiliki konsep seperti ini. Menyenangkan anak yatim itu pahala loh," tegasnya sambil tersenyum.
Dia berharap, manajemen Green Force —julukan Persebaya— bisa mempertahankan konsep tersebut saat mengarungi kompetisi musim baru nanti. "Selain membuat mereka (anak yatim piatu, Red) senang. Mereka juga bisa terinspirasi untuk menjadi pemain bola setelah melihat dan menyaksikan langsung permainan pemain Persebaya," tutur dia.(*)