TAK satu pun gol yang dia ciptakan sepanjang Dirgantara Cup. Tapi, jangan ragukan kontribusinya bagi Persebaya Surabaya. Keberadaannya di lini tengah Persebaya sangat vital. Karakternya yang tanpa lelah dan kolaborasi apiknya bersama Misbakhus Solikin membuat lini tengah Green Force - julukan Persebaya- tampil dinamis.
Tak heran kalau kemudian dia terpilih sebagai pemain terbaik Dirgantara Cup. "Saya tidak mungkin bisa ada di posisi ini bila tanpa dukungan rekan setim dan suporter," kata Sidik Saimima setelah laga final tadi malam (8/3).
Yang lebih hebat, setiap Saimima tampil, Persebaya selalu menang. Itu terjadi dalam empat di antara total lima laga Green Force di Dirgantara Cup. Satu-satunya kekalahan Persebaya saat melawan Cilegon United di penyisihan grup B (4/3) dialami ketika Saimima absen karena kebijakan rotasi pelatih Iwan Setiawan.
Saimima bersyukur dulu memutuskan bergabung kembali ke Persebaya. Meski belum pernah berkostum Green Force, gelandang 19 tahun itu memang lahir dari rahim klub internal. Persisnya klub Anak Bangsa.
Padahal, klub Saimima sebelumnya, Persegres Gresik United, yang akan berkiprah di Liga 1, sebenarnya menginginkan dia kembali. Tapi, dia memutuskan untuk memilih Persebaya yang akan berkompetisi di Li ga 2. "Begitu tahu Persebaya kembali diakui, saya mantap memilih bermain di sini," kata Samima lagi.
Faktor lain yang membuat penampilannya terus menanjak adalah keluarga. Menurut Saimima, beberapa anggota keluarga yang ada di Tulehu akan dia bawa ke Surabaya saat Persebaya sudah tampil di Liga 2.
Bila itu terealisasi, motivasinya selama di lapangan diyakininya bakal kian meningkat. "Saya memang sungguh-sungguh bermain di sini. Mimpi saya adalah bisa membawa Persebaya juara Liga 2 dan promosi ke Liga 1," kata Saimima mantap. (io/c9/ttg)