PARTAI antara PSIS dan Persebaya hari ini akan menjadi kenang-kenangan yang indah bagi masyarakat Semarang yang selama ini memenuhi tribun-tribun di Stadion Jatidiri. Bulan depan, stadion yang berdiri pada 1991 itu direnovasi total.
Seluruh tribun dan lapangan tidak akan luput dari pembenahan. Diduga, kapasitas yang awalnya 20 ribu penonton ditingkatkan dua kali lipat. "Renovasi ini sebenarnya berjalan sejak tahun lalu. Namun, kami masih ingin memberikan kenang-kenangan berupa pertandingan uji coba dengan tim-tim selevel sebagai pemanasan menjelang kompetisi Liga 2," ujar General Manager PSIS Wahyu Liluk Winarto kepada Jawa Pos kemarin (11/3).
Rencananya, setelah menjamu Persebaya, Mahesa Jenar - sebutan PSIS- masih kedatangan dua tamu sesama peserta Liga 2 untuk bermain di Stadion Jatidiri. Mereka adalah Persik Kediri dan PSS Sleman.
Bahkan, saking inginnya memaksimalkan laga-laga terakhir di stadion bersejarah tersebut, khususnya Persebaya, sebagian tembok tribun selatan yang sudah dibongkar kembali ditambal. Tujuannya, bisa representatif untuk suporter tim tamu. "Ya, meski kami menyadari bahwa pembangunan kembali beberapa bagian itu tidak lantas menjamin hilangnya kebocoran penonton," imbuh Liluk.
Nah, sembari menunggu renovasi yang diperkirakan selesai akhir tahun ini, PSIS memiliki dua opsi untuk mengalihkan home base mereka di luar kota, yaitu di Kendal atau Ungaran. Menurut Liluk, kans terbesar ada di Ungaran.
Mat Halil, kapten sekaligus pemain paling senior di Persebaya, menuturkan bahwa Jatidiri merupakan stadion legendaris yang sarat kenangan. Menurut dia, dari sekian banyak pertandingan Persebaya yang diikutinya, baik level junior maupun senior, ada gereget tersendiri setiap kali berlaga di Jatidiri.
"Dari dulu ya seperti ini. Tidak berubah sejak saya masih level junior. Saya berharap, selain Persebaya, era baru bisa terjadi di PSIS. Dimulai dengan Stadion Jatidiri yang baru nanti," tutur bek 37 tahun itu. (io/c18/tom)
Story provided by Jawa Pos