SETELAH break sebulan untuk
Ramadan dan Lebaran, kompetisi Liga 2 akan kembali bergulir. Persebaya Surabaya
bakal melakoni laga home dengan menjamu Persatu Tuban pada 6 Juli. Untuk laga
tersebut, manajemen Persebaya berharap bisa menggunakan Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari.
"Ada
dua pertimbangan kenapa kami berharap bisa ber-home base di Gelora 10 Nopember,
tidak di Gelora Bung Tomo. Yaitu pertimbangan teknis dan nonteknis," ungkap
Direktur Operasional Persebaya Puji Agus Santoso.
Dari
pertimbangan teknis, penyelenggaran laga home di Gelora Bung Tomo (GBT) terlalu
high cost. Utamanya berkaitan dengan biaya-biaya yang muncul untuk standar
keamanan, kenyamanan, keselamatan, serta upaya meminimalkan tingkat kebocoran
penonton tak bertiket.
"Untuk sewa barikade sekali laga home saja, kami harus mengeluarkan biaya
hingga Rp 300 juta. Itu belum meliputi biaya personel dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk menjaga standar tersebut," papar Puji.
Tingginya biaya masih bisa di toleransi ketika pendapatan dari tiket penonton
bisa full house. Misalnya saat Homecoming Game melawan PSIS Semarang pada 19
Maret yang dihadiri sekitar 50 ribu penonton. Atau ketika Anniversary Game
melawan Persik Kediri pada 17 Juni yang disaksikan sekitar 55 ribu suporter.
Sementara
itu, pada dua laga home Persebaya di kompetisi Liga 2, jumlah penonton tidak
sebesar itu. Pemasukan dari tiket penonton hanya mencapai 19.000 lembar (lawan
Madiun Putra) dan 25.000 lembar (Persepam MU).
"Dari average dua laga home Liga 2 itulah kami berasumsi bahwa jumlah tersebut
masih memadai untuk di selenggarakan di Gelora 10 Nopember yang berkapasitas 25
ribu penonton," kata Puji.
Dari
pertimbangan nonteknis, manajemen berupaya mendengar masukan Bonek yang sejak
awal memang lebih menginginkan Persebaya ber-home base di Gelora 10 Nopember.
Bukan GBT yang dianggap terlalu jauh karena terletak di pinggiran kota. Belum
lagi masalah akses yang sangat terbatas sehingga kerap muncul keluhan setiap
selesai pertandingan.
"Gelora
10 Nopember posisinya tepat di tengah kota. Juga sarat dengan nilai sejarah
kebesaran Persebaya - yang semoga dapat mengangkat motivasi seluruh pemain untuk
bangkit," ungkap Puji.
Manajemen sudah menyampaikan permintaan penggunaan Gelora 10 Nopember kepada
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam pertemuan di kantor dispora pada 21
Juni. Pertemuan itu juga dihadiri perwakilan Bonek. Namun, hingga saat ini
belum ada lampu hijau. Karena itu, manajemen Persebaya juga mengantisipasi
dengan mengurus perizinan penggunaan Stadion Gelora Delta Sidoarjo sebagai
kandang alternatif sementara. "Justru kami lebih cepat mendapat respons dari
pengelola Gelora Delta Sidoarjo. Bahkan, bupatinya sendiri (Saiful Ilah, Red)
langsung menyambut positif," papar Puji.
"Kami harus cepat memutuskan (terkait stadion, Red) ini, mengingat liga akan
bergulir beberapa hari lagi. Kami harus mulai berjualan tiket, juga melaporkan
rencana perubahan stadion ini kepada pengelola liga," katanya. (io/c11/ca)
Story provided by Jawa Pos
<