Tertinggal 0-1 di babak pertama atas tuan rumah Mitra Kukar tidak sedikitpun menciutkan nyali penggawa Persebaya Surabaya. Terbukti, satu menit setelah turun minum, penggawa Green Force langsung bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat gol Sidik Saimima setelah meneruskan tendangan pojok dari Oktafianus Fernando.
Gol pemain asli Ambon itu langsung memantik semangat seluruh penggawa Persebaya yang ada di lapangan. Tribun timur bagian selatan yang menjadi basis pendukung Persebaya yang terkenal dengan sebutan bonek pun, kian bergemuruh. Bahkan, empat menit kemudian, striker Persebaya, David Da Silva, serta sang winger Ferinando Pahabol mendapat peluang emas.
Sayang, karena kurang tenang, peluang tersebut tidak bisa dikonversikan menjadi gol. Ketika itu, tendangan Pahabol masih melebar ke kiri gawang lawan, sementara peluang Da Silva masih bisa dipatahkan oleh pertahanan rapat tuan rumah. Di awal babak kedua itu, Naga Mekes -- julukan Mitra Kukar -- terlihat lebih tertekan.
Tapi tragis, kepemimpinan wasit Thoriq Alkatiri dan hakim garis 1 Bambang Syamsuda asal Jawa Barat, serta hakim garis 2, Beni Andriko asal Sumatera Barat jauh dari kata profesional. Puncaknya terjadi di menit ke-55, Arif Suyono yang sudah terjebak ofside tetap dibiarkan bebas menggiring bola ke arah Miswar Saputra, kiper Persebaya.
Pemain belakang Persebaya yang sadar bahwa Suyono masuk perangkap offside, sudah mengangkat tangan. Tapi, hakim garis tak kunjung mengangkat bendera, peluit pun tak juga dibunyikan. Suyono lantas meberikan bola ke arah Fernando Ortega, striker tuan rumah yang langsung dikonversikannya menjadi gol. Persebaya kembali tertinggal 1-2.
Mitra Kukar hanya unggul dalam skor, tapi dari segi permainan dan mental, anak asuh pelatih asal Spanyol Rafael Berges Marin itu tidak kuat dalam mental. Hal ini bisa dilihat dari cara bermain mereka yang keras dan menjurus kasar. Hasilnya, Arif Suyono harus terusir setelah mendapat kartu merah pada menit ke-66 setelah melanggar keras Abu Rizal.
Merasa tetinggal, Alfredo langsung melakukan rotasi dengan menambah daya serangan. Dia memasukan Ricky Kayame, Rishadi Fauzi dan Rendi Irwan. Sebagai ganti, M Irvan, Sidik Saimima dan Feri Pahabol ditarik keluar. Konsekuensinya, Persebaya hanya bermain dengan tiga bek, Andri, Fandry Imbiri dan Abu Rizal.
Belakangan, Mitra Kukar mampu memanfaatkan celah itu dengan mencetak gol tambahan lewat Dedy Hartono saat pertandingan memasuki injury time. Penggawa Persebaya sejatinya sudah berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan. Namun, tuan rumah yang menggunakan formasi bertahan penuh, tidak mampu ditembus oleh pemain Persebaya.
Kekalahan ini, seharusnya menjadi pelajaran penting bagi pemain serta pelatih Persebaya jelang Super Derby Jatim melawan Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Minggu (6/5) mendatang. (*)