Willy Gabriel Waisapy tidak mampu menahan air matanya setelah mendengar keputusan kalau pertandingan antara Persija Jakarta menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Sultan Agung, Bantul, tadi malam batal digelar. Padalah, pria berusia 23 tahun asal Surabaya itu sudah mengantongi tiket untuk menyaksikan laga tersebut.
"Saya dan teman teman sudah berangkat dari Surabaya. Kami juga sudah membeli tiket. Tapi, sampai di stadion, pertandingan tidak bisa digelar. Jujur saja, kami sangat kecewa," kata Willy." Saya melihat pihak panpel kurang serius untuk menyelenggarakan pertandingan yang mempertemukan dua tim besar ini," sesal Willy.
Willy Gabriel adalah salah satu dari ribuan Bonek, julukan suporter Persebaya itu yang harus menelan kekecewaan. Selain Bonek, ribuan suporter tuan rumah, Jakmania juga memiliki rasa serupa. Mereka harus balik kanan ke Jakarta dengan kekecewaan karena harapan untuk menyaksikan pertandingan big match tersebut harus batal dihelat.
Pihak Panpel Persija memang terlihat kurang siap kalau tidak mau dibilang serius untuk menyelenggarakan laga tersebut. Terutama dengan bantuan keamanan yang mereka libatkan juga sangat sedikit dibandingkan potensi suporter dari kedua tim yang datang dalam jumlah besar. Bahkan, permintaan dari pihak kepolisian agar adanya layar lebar agar suporter yang tidak bertiket untuk bisa menonton di luar stadion pun, tidak digubris oleh panpel.
Diskusi yang dilakukan oleh manajer Persebaya, Chairul Basalamah bersama dengan Matchcommisioner dan perwakilan panpel Persija (Satrio WCS For Persebaya)
Pada pukul 20.00 Wib, di ruangan wasit di Stadion Sultan Agung tadi malam, Budi Winarko, match comisioner pertandingan memutuskan bahwa laga antara Persija menjamu Persebaya itu tidak bisa digelar." Kami sudah punya catatan tentang fakta kejadian. Dan saya akan melaporkan semuanya ke pihak federasi," kata pria asal Semarang, Jawa Tengah itu.
Menurut dia, salah satu yang menjadi sorotan adalah, kinerja panitia pelaksana pertandingan yang tidak ada dilokasi beberapa jam sebelum laga digelar. "Namun, apakah status laga ini akan dijadwalkan ulang atau statusnya Persija kalah WO (walk out, Red) kami serahkan ke pihak liga dan komdis. Nanti mereka yang putuskan," beber Budi.
Chief Operating Oficier PT LIB (Liga Indonesia Baru) Tigorshalom Boboy juga sangat menyesali pihak Panpel Persiija yang tidak mampu menyelenggarakan pertandingan tersebut. Tigor bahkan menyarankan agar tim Persebaya tetap berangkat ke stadion untuk bersiap siap melanjutkan pertandingan.
Suasana di depan Stadion Sultan Agung, Bantul usai keputusan pembatalan pertandingan (Satrio WCS For Persebaya)
"Kami bahkan belum menerima laporan apa apa dari pihak panpel Persija," jelas Tigor singkat. "Padahal, yang seharusnya aktif berkomunikasi dengan kami terkait kondisi di lapangan adalah pihak panpel. Tapi, kok ini sebaliknya," beber Tigor.
Atas saran dari Tigor tersebut, Persebaya langsung bergerak ke stadion. Namun, sial, di dalam diperjalanan, bis yang mengakut pemain Persebaya dicegat ditengah jalan oleh pihak kepolisian dan disarankan untuk tidak melanjutkan perjalanan. "Kami sebenarnya sudah siap untuk bertanding," kata Chairul Basalamah, manajer Persebaya.
Nah, terkait status pertandingan tersebut, Chairul menyerahkan sepenuhnya kepada federasi dan operator kompetisi. "Semoga ada keputusan yang adil dan bisa memberikan pelajaran bagi mereka yang tidak siap menyelenggarakan pertandingan. Karena sudah merugikan banyak pihak," tegas Chairul. (*)