Semangat pemain Persebaya Surabaya U-19 untuk menuntut ilmu di Australia selama sepekan ke depan, sudah bulat. Itu yang membuat Rifky Afryan dan kawan kawan tetap sumringah meski jadwal padat mulai menghadang. Bahkan, meski harus menunggu selama empat jam untuk mendapatkan giliran penerbangan dari Surabaya ke Denpasar pun, para pemain tetap menikmatinya.
Dan, cara mereka untuk tidak terjebak kejenuhan dalam masa menunggu yang lama itu pun, cukup berpariatif. Mulai dari bermain game di smart phone, menonton cuplikan ulang laga Piala Dunia atau melakukan video call dengan keluarga. Aksi manajer tim Budi Dharma Wibawa yang doyan banyol dengan guyonan segar juga ikut menghidupkan suasana.
"Manajer kami memang suka bercanda, itu yang membuat suasana di tim selalu hidup," kata Aslan Wais, salah satu winger Persebaya U-19. "Jadi, meski sudah lama menunggu, kami tidak jenuh. Tapi, saya akui bahwa suasana kekeluargaan dalam tim ini memang sangat bagus," kata pemain asal Bantaeng, Sulawesi Selatan ini.
Selain itu, Aslan mengungkapkan, semangat dia untuk menambah pengalaman dan menimbah ilmu sepak bola di Australia adalah alasan untuk tidak pernah merasakan kejenuhan. "Tidak banyak anak muda yang memiliki kesempatan seperti kami. Menjalani latihan di Australia adalah kesempatan terbaik saya," beber dia.
Memang, jadwal penerbangan Persebaya U-19 ke Denpasar Bali harusnya berlangsung pada 18.45 Wib. Namun, akibat masalah teknis, pesawat yang harus ditumpangi oleh tim besutan Bejo Sugiantoro itu baru siap terbang sejam kemudian. Padahal, para pemain sudah tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya sejak pukul 15.00 WIB. (*)