Green Force muda mencoba terapi kolam air panas dan dingin yang ada di West Australia Institute of Sports (foto: Persebaya)

Cuaca dingin langsung menyambut skuad Persebaya U-19 saat tiba di Perth, Australia, siang kemarin (28/6). Jarum jam menunjuk pukul 12.00 waktu Australia, matahari pun tepat berada di atas kepala, tapi semua pemain dan oficial Persebaya U-19 harus berlindung dibalik jaket. Ketika itu, suhu udara di Perth sekitar 16 derajat celsius.

"Wah, dingin sekali, seperti berada di kamar ber-AC (Air Conditioner)," kata Vengko Armedya, striker Persebaya U-19 asal Batam itu. "Siang hari dengan posisi matahari tepat di atas kepala saja, suhunya dingin seperti ini, apalagi kalau malam hari," timpal anak kedua dari pasangan Abu Laesi dan Rohmiani itu.

Dari bandar udara Perth, tim besutan Bejo Sugiantoro itu tidak langsung menuju hotel tempat mereka menginap. Oleh Football West Liaison officer yang mengatur training camp Persebaya U19 di Australia rombongan tim dan ofisial langsung diantar ke Western Australian Institute of Sport (WAIS).

WAIS adalah salah satu pusat sports science terbesar, terlengkap dan tercanggih di Australia. Tempat para atlet Australia digembleng sebelum berkiprah di kancah internasional. Para pemain diperkenalkan dengan teknologi olahraga dari berbagai cabang olahraga. Perjalanan menuju WAIS sekitar satu jam dalam kondisi lalu lintas tanpa macet.

Menurut casual exercise physiologist WAIS, Georgie Kent, institut tersebut di bawah naungan pemerintah Australia Barat. Pemerintah setempat membangun fasilitas berteknologi tinggi. Baik untuk meningkatkan kemampuan atlet maupun memulihkan atlet yang mengalami cedera.

Georgie menambahkan, ada beberapa fasilitas atlet yang tersedia. Misalnya, fasilitas olahraga indoor berupa lompat jauh, lompat indah, gym, kolam renang. Sedangkan olahraga sepak bola, bola basket, hoki dan baseball memiliki lapangan sendiri-sendiri.
"Fasilitas olahraga yang ada di ruangan ini bisa dipantau dari satu ruangan," ujar Georgie.

Dari ruangan tersebut, para pelatih bisa melihat secara langsung baik dan buruknya atlet yang sedang berlatih. Sebab, pengelola WAIS memasang hampir semua sudut ruangan menggunakan kamera pantau.

Tak hanya itu, Georgie juga mengajak para pemain dan ofisial melihat fasilitas ruangan terapi. Di antaranya ruang anthropometry dan physiology laboratory. Georgie mengatakan, atlet yang menggunakan ruangan physiology laboratory seolah melakukan olahraga sesungguhnya.

Ditemani langsung oleh Georgie, para penggawa Persebaya U-19 diajak untuk mencoba sejumlah fasilitas di WAIS. Salah satunya adalah terapi air panas dan dingin. "Terapi seperti ini cocok bagi pemain pemain muda seperti mereka. Karena bagus untuk penyesuaian iklim dari Indonesia ke Australia," kata Georgie.

Total 20 pemain yang diboyong dalam pemusatan latihan di Perth, Australia selama sepekan tersebut, terlihat sangat menikmati ujicoba fasilitas di WAIS itu. Dengan hanya menggunakan celana pendek dan bertelanjang dada, mereka larut selama 30 menit dengan berendam di kolam hangat berukuran 38 derajat celsius dan 12 derajat celsius untuk kolam air dingin.

Pemain bernomor punggung 26, Agung Prasetyo mengatakan, sebelum berendam dia merasa capek sekali karena perjalanan jauh. Setelah berendam, badannya terasa bugar. "Capek berkurang dan badan terasa ringan," kata pemain dari Pusat Pendidikan Latihan Olahraga Pelajar ini.


Pemain lainnya, Flavio Cameron yang mengenakan nomor punggung 15 ini pun mengungkapkan hal senada. Flavio mengaku sempat merasa badannya pegal, begitu pula di bagian kepala dan leher. Tak hanya itu, kaki dan punggungya juga terasa pegal.  "Setelah berendam, saya bisa tidur nyenyak di bus," bebernya. (*)

Populer

Flavio Persembahkan Gol untuk Opan
Saling Percaya dan Konfiden, Kunci Persebaya Menang Atas Persija
Gol Flavio-Rashid Bawa Persebaya Comeback
Eksekusi Penalti Gustavo Bikin Persebaya Tertinggal
Siapkan Banyak Strategi, Persebaya Percaya Diri Hadapi Persija
Persebaya U-13 Juara Piala Soeratin U-13 Zona Surabaya, U-15 Runner Up