Persebaya U-19 berhasil melibas Australia Barat U-18 dengan skor telak 8-0 (foto: Persebaya)

Isaac Carey langsung berlari ke arah Ario Susanto, pria asal Malang, Jawa Timur berusia 45 tahun yang selama ini menjadi pelatih kelompok umur di Cosnels City, salah satu tim profesional di Australia Barat. Kepada Ario, Isaac mengeluh menjadi "anak gawang" di gawang Persebaya U-19 saat menantang Tim U-18 Australia Barat,Walter Pradbury Park, Thornlie, tadi malam.

Hujan deras dan angin kencang bukan satu satunya alasan anak kecil yang baru duduk di kelas tiga sekolah dasar itu mengeluh. Tapi, karena bola jarang berbelok arah ke gawang Persebaya U-19 membuat dia hanya duduk mematung. Tanpa ada aktivitas mengambil bola yang out di belakang gawang Persebaya U-19, nyaris sekalipun.

 

Dengan begitu, saat wasit meniup peluit tanda turun minum, Isaac langsung berlari dan membisik maksud hatinya tersebut ke Ario. Malam itu, Ario memang bertugas sebagai kordinator anak anak gawang. "Saya minta untuk berada di belakang gawang Australia saja. Banyak bola yang bisa kita kejar untuk diambil," keluh anak berusia sembilan tahun itu dengan wajah cemberut.

Ario tidak bisa berbuat banyak selain mengamini permintaan anak kecil itu. Masalahnya, saat ditawari ke anak yang lain untuk menjadi anak gawang di gawang Persebaya U-19, jawaban mereka juga sama, tidak ada yang bersedia. "Karena kalau dia mematung di bawah hujan deras dan cuaca dingin, itu sangat menyiksa. Apalagi untuk anak anak seusia mereka," kata Ario.

Lantas apa yang terjadi di babak kedua? Jawabannya pasti sudah ditebak, tidak ada anak gawang di gawang Persebaya U-19. Anak anak kecil sekitar lima orang, menumpuk di belakang gawang Tim U-18 Australia Barat. Sementara yang lainnya, berdiri di garis pinggir lapangan, itu pun di wilayah Australia Barat.

"Saya senang, karena tidak tinggal diam lagi. Bisa mengejar bola hasil tembakan pemain pemain Persebaya yang melenceng ke luar lapangan," ujar Isaaac. "Saya juga, tadi saya berhasil mendapatkan lima bola di belakang," sambung Jackson New, teman Isaac sesama anak gawang sambil melompat lompat kegirangan.

Memang, dalam laga tersebut, Green Force Muda -- julukan Persebaya U-19-- mendominasi jalannya pertandingan. Penguasaan bola yang masif, plus organisasi tim yang berjalan apik membuat bola jarang mengarah ke gawang Persebaya U-19. Apalagi, Jiddan Nuur Zaindien dan M Nofal yang berada di lini tengah, selalu sigap melakukan intersep sebelum bola ke lini pertahanan. 

Dengan mendominasi laga itu, Persebaya sukses memborong delapan gol tanpa balas ke gawang tuan rumah. Pesta gol tim besutan Bejo Sugiantoro itu masing masing dicetak oleh Koko Ari Araya saat laga baru berjalan tiga menit serta disusul oleh gol Aslan Wais di menit ke -18. Sebelum turun minum, Jiddan Nuur Zaindein mencetak dua gol di menit ke - 40 dan 42.

Nah, di babak kedua, Bejo yang melakukan sejumlah rotasi dengan memasukan pemain baru, tidak kalah garang. Mereka juga sukses menambah empat gol lewat Rifky Afryan (59'), Jossa Andika Dwi (60'), Kresna Fajar Bayu (71'), serta gol bunuh diri yang dicetak oleh bek tuan rumah, Marley Kay setelah mengantisipasi umpan silang dari Risky Dwiyan (82'). (*)

Populer

Flavio Persembahkan Gol untuk Opan
Saling Percaya dan Konfiden, Kunci Persebaya Menang Atas Persija
Gol Flavio-Rashid Bawa Persebaya Comeback
Eksekusi Penalti Gustavo Bikin Persebaya Tertinggal
Siapkan Banyak Strategi, Persebaya Percaya Diri Hadapi Persija
Persebaya U-13 Juara Piala Soeratin U-13 Zona Surabaya, U-15 Runner Up