Gol Irfan Jaya pada menit ke-46 menyelamatkan Indonesia pada Senin lalu (20/8). Gol ke gawang Hongkong itu menyamakan kedudukan. Menjadi momentum kebangkitan Tim Merah Putih untuk akhirnya menang 3-1.Kemenangan itu mengantarkan Indonesia menjadi juara grup A sepak bola Asian Games 2018. Selanjutnya, Tim Merah Putih akan menghadapi Uni Emirat Arab (UEA) pada babak 16 besar besok (24/8).
Seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya, Irfan akan kembali menjadi andalan Indonesia untuk merebut tiket ke babak delapan besar. Kecepatan dan akurasi tembakan pemain 21 tahun itu diandalkan pelatih timnas Luis Milla untuk menjebol gawang lawan. Sejauh ini, Irfan sudah mencetak dua gol. Satu gol lainnya dia ciptakan dalam pertandingan melawan Palestina. Sosok asal Bantaeng, Sulawesi Selatan, itu menjadi pemain terproduktif ketiga. Setelah Alberto Goncalves dan Stefano Lilipaly yang masing-masing sudah mencetak tiga gol.
Selebrasi Irfan Jaya usai mencetak gol ke gawang Hongkong (Ali for Persebaya)
Raihan dua gol Irfan bersama timnas di Asian Games, menjadikan dia salah seorang pemain terhebat Green Force di ajang empat tahunan tersebut. Dia berpeluang menyamai rekor empat gol Tee San Liong yang dibukukan pada Asian Games 1954 di Filipina.
”Saya dalam kondisi fit. Saya siap diturunkan dalam pertandingan melawan UEA,” kata Irfan. Musim ini, bersama Persebaya, Irfan sudah mendulang lima gol. Sempat meragukan di awal musim, pemain dengan nomor punggung 41 di Persebaya itu semakin moncer sejalan dengan berjalannya Liga 1. Sampai akhirnya dia menarik perhatian pelatih timnas Luis Milla. ”Saya bisa menembus timnas karena bermain maksimal di Persebaya. Saya ucapkan kasih kepada manajemen, pelatih, teman-teman di Persebaya, dan Bonek, atas dukungannya selama ini,” kata Irfan. ”Sekarang saatnya kita bersatu untuk mendukung Indonesia,” lanjutnya.
Irfan Jaya ketika menghadapi Palestina di Stadion Patriotcandrabhaga beberapa waktu lalu (Bandung Saputra For Persebaya)
Berbicara kontribusi Persebaya untuk tim Merah Putih, sejak era perserikatan Green Force sudah banyak menyumbangkan pemain. Ada Andik Vermansah dan Taufiq yang muncul di awal era milenial. Sebelum mereka, ada Kurniawan Dwi Yulianto, Uston Nawawi, Bejo Sugiantoro, dan Mat Halil yang berkibar di era 1990-an. Pada era sebelumnya, ada sosok Hadi Ismanto dan Tee San Liong.
Nama terakhir adalah pemain Persebaya dengan raihan gol terbanyak di Asian Games. Pada Asian Games 1954 di Manila, Filipina, San Liong mencetak dua gol saat Indonesia menang 5-3 atas Jepang. Berikutnya dia mendulang dua gol pada perebutan tempat ketiga melawan Burma (sekarang Myanmar). Sayang, Indonesia takluk dengan skor 4-5 dari Burma. Bersama dua rekan Tionghoa-nya, Liem Tiong Hoo dan Bhe Ing Hien, mereka dijului trio naga. Mereka mempersembahkan gelar juara kompetisi PSSI 1950, 1951 dan 1952.
Tee San Liong (paling kiri) berfoto bersama rekan penggawa Persebaya pada tahun 1965 (Dokumentasi Persebaya)
Dari penuturan Totok Risantono, salah satu legenda hidup Persebaya 1975 sampai 1980-an, San Liong merupakan pemain flamboyan berposisi gelandang serang. “Waktu itu saya masih sangat muda. Tapi saya ingat betul aksinya karena sering melihat permainannya bersama klub internal dan Persebaya,” kenang Totok ketika ditemui saat menyaksikan Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) 2018 di Lapangan Persebaya (23/8).
Totok menyebutkan jika Tee San Liong tak terlihat seperti pemain hebat. Sebab, dia lebih banyak berjalan ketimbang berlari. “Itu yang membuat saya bertanya-tanya. Kenapa bisa begitu hebat, padahal lebih banyak jalan,” kenangnya. Semoga Irfan terus mendulang gol. Menyamai atau bahkan melampaui raihan gol San Liong bersama timnas. Mengantarkan tim Merah Putih menuju prestasi tertinggi. Ayo Irfan…! (*)