Maura Hally ketika berhadapan dengan Bola Indonesia dalam sesi ujicoba di Lapangan Polda (Persebaya)

Persebaya resmi menunjuk Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih bersama Bejo Sugiantoro untuk mengarungi GO-JEK Liga 1 2018. Sejumlah legenda hidup Persebaya menilai itu adalah keputusan yang tepat. Diantaranya Muharom Rusdiana dan Maura Hally. Keduanya pernah berhadapan dengan Djanur semasa menjadi pemain. Nama Djanur membawa memori Muharom dan Maura terbang pada momen final kompetisi Perserikatan musim 1990. Berstatus sebagai juara bertahan, Persebaya sejatinya lebih diunggulkan ketimbang Persib Bandung. Namun, kecermalangan permainan Djanur kala itu membalikkan prediksi.

Satu umpan silang Djanur menjadi assist bagi gol kedua Persib yang dicetak Dede Rosadi. Persib menjuarai Kompetisi Perserikatan 1990 dengan mengalahkan Persebaya 2-0. Semasa bermain, Djanur menempati posisi gelandang serang. Tetapi lebih condong ke sayap kanan. Tubuhnya yang kecil sering kali merepotkan pertahanan kiri lawan.“Saat itu Djanur dan saya sering berduel. Pergerakannya sangat merepotkan Persebaya ketika itu,” kenang Muharom. “Dia begitu ulet, cepat dribbling bolanya. Postur tubuh yang kecil membuatnya semakin lincah saat bermain dan berhadapan dengan lawan,” tambahnya.

Muharom Rusdiana (Tengah) berfoto bersama para legenda Persebaya di Lapangan Polda, Surabaya beberapa waktu lalu (Persebaya)

Hal senada disampaikan Maura Hally, midfielder Persebaya era 1980-an. Menurutnya performa Djanur muda begitu istimewa. “Sebenarnya kami sering bertemu (bertanding). Tapi suasana waktu final muncul rasa tegang campur harus menang. Sudah begitu, permainan Djanur lebih rileks,” beber pria kelahiran 30 Juni itu. Maura Hally memuji Djanur sebagai orang yang baik. Djanur dinilai mau menghargai pendapat orang lain. “Orangnya ramah. Beri waktu untuk Djanur. Saya berharap Persebaya bisa kembali berkibar di Liga 1,” tegasnya.

 Terlepas menjadi lawan, Muharom juga menilai Djanur pribadi yang santun dan enak diajak bicara. “Dia punya kepribadian yang ramah. Seakan kita ini bukan lawan. Lebih seperti saudara,” jelas mantan pemain Persebaya era 1980-an itu. Muharom berharap Djanur bisa cepat beradaptasi dengan pemain-pemain Persebaya. Dia juga meminta pelatih berusia 54 tahun tersebut tetap low profile di Kota Pahlawan. “Saya berharap dia bisa lekas mengangkat mental pemain kita. Dan titip salam dari saya kalau bertemu dia,” tandasnya. (*)

 

 

Populer

Flavio Persembahkan Gol untuk Opan
Saling Percaya dan Konfiden, Kunci Persebaya Menang Atas Persija
Gol Flavio-Rashid Bawa Persebaya Comeback
Eksekusi Penalti Gustavo Bikin Persebaya Tertinggal
Siapkan Banyak Strategi, Persebaya Percaya Diri Hadapi Persija
Persebaya U-13 Juara Piala Soeratin U-13 Zona Surabaya, U-15 Runner Up